Minggu, 28 Desember 2014

 STATUS PERAIRAN KALI LUSI BERDASARKAN PARAMETER KANDUNGAN FOSFAT, NITROGEN, DAN ESCHERICHIA COLI


Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status perairan sumber air dari kali lusi. Kali Lusi umumnya tercemar oleh limbah organik yang berasal dari limbah penduduk Sehingga, kali lusi tercemar adanya bakteri Escherichia coli serta kandungan Nitrogen dan Phosphor pada sungai tersebut. Penelitian ini menggunakan metode storet dan desain penelitian Studi Kasus pada Kali Lusi. Penelitian ini di lakukan pada tiga kecamatan yaitu kecamatan Purwodadi, Brati, Klambu. Setiap kecamatan di ambil dua titik stasiun, tiap stasiun diambil 3 kali pengambilan sampel yaitu bagian kanan, tengah, kiri. Dalam penelitian ini parameter yang diukur adalah parameter Kimia yaitu Nitrogen dan Fosfat serta parameter mikrobiologik yaitu Escherichia coli. Data yang di ambil di peroleh dari analisis penelitian tersebut.


Kata kunci : Escherichia coli, Nitrogen, Fosfat

Pendahuluan
          Kali Lusi adalah sebuah sungai yang melintas di tengah-tengah Kabupaten Grobogan dari timur mulai dari Bulu Kabupaten Rembang hingga bertemu dengan Kali Serang di Penawangan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Sungai ini terletak di antara pegunungan Kapur Utara dan pegunungan Kendeng. Sungai ini melewati berbagai wilayah di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Daerah aliran sungainya meliputi :Bulu Kabupaten Rembang ke selatan hingga Kabupaten Blora. Dari Kabupaten Blora terus ke barat melalui Banjarejo, Kunduran, Ngaringan, Winosari, Tawangharjo, Purwodadi hingga bertemu dengan sungai SerangSungai Lusi mempunyai puluhan anak sungai yang berhulu di pegunungan Kapur Utara maupun di pegunungan Kendeng. Hampir setiap musim penghujan sungai Lusi meluap. Untuk mengatasi hal tersebut saat ini sedang dikerjakan pembangunan enam waduk di sepanjang sungai Lusi, yaitu waduk Banjarharjo, Kedungsapen, Kedungwaru, Tirto, Ngemplak, dan Bandungharjo (http//sungai_lusi.htm)
          Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi permasalahan kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan juga permasalahan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, termasuk penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksamaPenurunan kualitas air yang terjadi ada yang disebabkan tercemarnya air sungai oleh bakteri golongan Coliform yang diakibatkan dari kepadatan penduduk, buruknya sistem pembuangan limbah masyarakat yang kurang memenuhi persyaratan dengan baik ditinjau dari kualitas maupun tata letaknya terhadap sumber pencemar (Effendi, 2003)
          Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi ammonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu bakteri yang yang mendapatkan energi dari proses kimiawi. Oksidasi nitrit menjadi ammonia ditunjukan dalam persamaan berikut (a). Sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat ditujukan dalam persamaan (b). 
            2NH3 + 3O2               nitromonas      2NO2- + 2H+ + 2H2O       (a)
 
            2NO2-  + O2              nitrobakter       2NO3-                                      (b)

RumusanMasalah
Permasalahan yang akan di cari dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana status perairan kali lusi bedasarkan parameter kandungan Fosfat, Nitrogen, dan Escherichia coli ?

Batasan Masalah
1.    Sampel diambil dari air kali Lusi Kecamatan Klambu, Brati, Purwodadi.
2.    Analisis parameter meliputi : Escherichia Coli, Nitrogen, Fosfat

Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capaidalampenelitianhaliniadalah :
Untukmengetahuistatus perairan kali lusi bedasarkan parameter kandungan Fosfat, Nitrogen, dan Escherichia coli.

ManfaatPenelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.    Mengetahui status perairan kali Lusi yang tercemar Fosfat, Nitrogen, dan Escherichia coli.
2.    Memberikan informasi kepada masyarakat sekitar mengenai status air kali Lusi.

Hipotesis
Semakin tinggi tingkat aktifitas penduduk yang banyak berarti semakin banyak limbah rumah tangga yang dihasilkan penduduk sehingga kualitas perairan akan tercemar dan menyebabkan semakin besar dampak yang ditimbulkan terhadap status perairan Kali Lusi yang ada di sekitarnya. Salah satunya akan mengakibatkan meningkatnya jumlah bakteri Escherichia coli.

Tinjauan Pustaka
Ekosistem Sungai
       Ekosistem sungai merupakan habitat bagi biota air yang keberadaannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Organisme air tersebut di antaranya tumbuhan air, plankton, perifiton, bentos, dan ikan. Sungai juga merupakan sumber air bagi masyarakat yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan kegiatan, seperti kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri, sumber mineral, dan pemanfaatan lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut bila tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif terhadap sumberdaya air, di antaranya adalah menurunnya kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung pada sumberdaya air (Effendi 2003).

Dampak Pencemaran Terhadap Badan Air
Semakin tingginya jumlah buangan yang memasuki badan air, dapat mengakibatkan berbagai jenis penyakit bagi manusia. Pencemar domestic yang memasuki badan air sebagian besar diakibatkan oleh kehadiran jasad renik. Sebagai contoh bakteri koli. Bakteri tersebut dapat dijadikan indicator pencemar biologis dan kehadirannya pada benda-benda yang berkaitan dengan manusia sangat tidak diharapkan. Bila bakteri dari jenis tersebut terdapat pada suatu benda menandakan benda tersebut telah tercemar oleh materi fekal (tinja, feses manusia). Hal ini disebabkan bakteri ini berasal dari tinja manusia (Waluyo,2009).

Golongan Bakteri Coli
Golongan bateri Coli salah satu contoh yang terkenal adalah Escherichia coli, merupakan jasad indikator di dalam substrat air untuk kehadiran jasad berbahaya yang mempunyai persamaan sifat (Suriawiria, 2003) :
1.    Gram negatif berbentu batang
2.    Tidak membentuk spora
3.    Mampu memfermentasikan kaldu laktosa pada temperatur 370C dengan membentuk asam dan gas di dalam waktu 48 jam.
     Escherichia mempunyai beberapa spesies hidup di dalam saluran pencernaan makanan manusia dan hewan berdarah panas.Adanya jasad tersebut tidak dapat memastikan adanya jasad patogen secara langsung, tetapidari hasil yang di dapat memberikan kesimpulan bahwa bakteri Coli dalam jumlah tertentu di dalam air, dapat digunakan sebagai indikator adanya jasad patogen. Sifat Coli adalah banyak ditemukan di dalam habitat tanah dan air dari pada di dalam usus, sehingga disebut non-fekal dan umumnya tidak patogen. Kehadiran mikroba patgen didal air buangan, merupakan salah satu contoh interaksi dua prinsip, yaitu bahwa populasi patogen di dalam buangan yang justru paling tinggi nilai toleransinya kalau dibandingkan dengan jenis lainnya yang non-patogen. Karena bakteri Coli pada umumnya di dapat dalam faeces, kehadirannya di dalam makanan dan minuman dijadikan indeks pencemaran materi fekal (Suriawiria, 2003).

Nilai Air
Parameter Alami
Di bidang mikrobiologi air, beberapa jasad tertentu khususnya bakteri dan mikroalga, kehadiran dapat digunakan sebagai jasad-parameter/indikator-alami terhadap kehadiran pencemar-organik. Kehadiran materifekal (daro tinja) di dalam air dapat ketahui dengan adanya kelompok bakteri Coli (Suriawiria, 2003)
Kualitas Biologis
Secara umum berdasarkan karakteristik kimia, fisik, dan mikrobiologik maka, kualitas air akan ditentukan berdasarkan keperluannya. Penentuan kualitas air secara umum, misal untuk air sungai dapat pula diukur berdasarkan nilai Indeks Pencemaran Biologik (IPB) (Suriawiria, 2003).
          Tabel 1 : Nilai air berdasarkan nilai IPB (Indeks Pencemaran Biologik)
Nilai IPB
Keadaan air
0 - 8
Bersih, jernih
9 - 20
Tercemar ringan
21- 60
Tercemar
61 - 100
Tercemar berat

Kualitas fisik
Karakteristik fisik yang umum dianalisis dalam penentuan kualitas air, meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan-bahan yang dihasilkan oleh buangan industri. Dari segi estetika, kekeruhan dalam air dihubungkan dengan pencemaran oleh air buangan. Kekeruhan air menyebabkan hambatan bagi proses desenfeksi. Oleh karena itu, kekeruhan air harus dihilangkan dari air yang akan dipergunakan untuk air minum (Suriawiria, 2003).      

Kualitas Kimiawi
Adanya masalah-masalah seperti senyawa kimia yang beracun, serta reaksi yang tidak diharapkan menyebabkan diadakan kualitas kimia. Standard kualitas air memberikan batas konsentrasi maksimum yang dianjurkan dan yang diperkenankan bagi berbagai parameter kimia, karena pada konsentrasi yang berlebihan kehadiran unsur-unsur tersebut di dalam air akan memberikan pengaruh negatif, baik dari segi pemakaian. Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun. Di dalam pemakaian untuk industri adanya kesadahan di dalam air tidak dikehendaki (Suriawiria, 2003).

Metode Penelitian
Lokasi Penelitian
       Penelitianakan dilakukan di kawasan perairan Kali Lusi kabupaten Grobogan yang meliputi wilayah kecamatan Klambu, Brati, Purwodadi. Masing-masing Kecamatan di ambil 2 stasiun dengan jarak ± 10 – 15 km antar stasiun. Tiap stasiun di ambil 3 titik pengambilan sampel yaitu bagian kanan, tengah, kiri. Selanjutnya untuk memberikan interpretasi data, dilakukan penelitian laboratorium.

Desain Penelitian
       Penelitian di rancang dalam bentuk Studi Kasus (Case study) untuk mengkaji secara intensif hubungan antara kondisi fisik-kimia perairan terutama kandungan senyawa fosfat dan nitrogen serta Echerichia coli untuk mengetahui status kualitas perairan Kali Lusi. Penelitian ini di lakukan di tiga kecamatan yaitu Purwodadi, Brati, Klambu. Setiap Kecamatan di ambil 2 stasiun penelitian dengan jarak ± 10 – 15 km antar stasiun. Tiap stasiun dilakukan 3 titik pengambilan sampel yaitu bagian kanan, tengah, kiri.
       Pengambilan data di lakukan pada tiap-tiap stasiun penelitian. Data yang diambil meliputi parameter-parameter fisik-kimia perairan. Selanjutnya di cari keterkaitan antara status perairan kali lusi terutama kandungan senyawa fosfat dan nitrogen dengan Echerichia coli

C.  Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri atas satu variabel utama dan satu variabel pendukung. Variabel utama :
1.    Kualitas perairan, meliputi kandungan senyawa fosfat dan nitrogen serta Escherichia coli dan kondisi fisik lainnya seperti temperatur, kekeruhan BOD, COD di atas perairan kali lusi.  
     Variabel pendukung meliputi :
Kondisi geografis, meliputi panjang sungai yang dimulai dari waduk klambu kemudian mengalir ke kali lusi. Kali lusi ini yang melintasi 3 kecamatan. Data ini diambil dari bagian perairan waduk klambu.

D.  Parameter Penelitian
Parameter kualitas air dan kondisi lingkungan meliputi :
1.    Kandungan senyawa fosfat
2.    Kandungan senyawa Nitrogen
3.    pH air
4.    DO
5.    BOD
6.    COD
7.    Temperatur air
8.    Escherichia coli
9.    Kecerahan air

E.  Jenis dan Sumber Data
Data yang di ambil dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder yaitu :
1.    Data primer
   Data primer meliputi, kandungan senyawa Nitrogen, Phosphor, Escherichia coli, kondisi fisik perairan kali lusi, jenis-jenis bahan pencemar yang masuk dalam perairan kali lusi. Data primer di ambil secara langsung dari lokasi penelitian.
2.    Data sekunder
   Data sekunder meliputi data kondisi geografis kali lusi meliputi panjang sungai. Data sekunder diambil dari bagian perairan waduk klambu yang  menangani perairan kali Lusi di tiga Kecamatan.

F.   Teknik Pengambilan Data
       Pengambilan data primer dilakukan melalui observasi lapangan secara langsung pada lokasi penelitian. Data kondisi lingkungan diambil dengan mengukur parameter-parameter secara langsung di lapangan. Parameter yang tidak dapat diukur secara langsung di ambil sampelnya kemudian dibawa dan di analisis di laboratorium. Data kondisi status mutu air di ambil dengan metode Storet dan metoda indeks pencemaran. Data jenis-jenis bahan pencemar yang masuk ke dalam perairan kali Lusi diambil melalui pengamatan dan pendataan langsung di lapangan.
       Data sekunder meliputi data kondisi geografis kali lusi meliputi panjang sungai. Data sekunder diambil dari bagian perairan waduk klambu yang  menangani perairan kali Lusi di tiga Kecamatan.

G. Alatdanbahanpenelitian
1.    Plastik
2.    Label
3.    Spidol
4.    Botol sample plastikberukuran 1500 ml
5.    Termometer
6.    Secci disk untukmengukurkecerahan
7.    pH-meter
8.    Botolwinkler
9.    Pipettetes
10.     DO
11.     BOD
12.     COD

H.  Prosedur penelitian
1.    Penentuan Stasiun Penelitian
     Penelitianakan dilakukan di kawasan perairan Kali Lusi kabupaten Grobogan yang meliputi wilayah kecamatan Klambu, Brati, Purwodadi. Masing-masing Kecamatan di ambil 2 stasiun dengan jarak ± 10 – 15 km antar stasiun. Tiap stasiun di ambil 3 titik pengambilan sampel yaitu bagian kanan, tengah, kiri. Jadi stasiun penelitian dari ke tiga kecamatan tersebut adalah 6 stasiun dan 18 titik pengambilan sampel.

2.    Pengukuran parameter-parameter fisik-kimia lingkungan
a.  pengukuran parameter fisik-kimia yang di lakukan di laboratorium,antara lain :
a.    Pengukuran kandungan senyawa fosfat
Sampel diambil dari air permukaan pada kedalaman kurang lebih 50 cm. Sampel diambil dengan menggunakan botol sampel plastik berukuran 1500 ml. Pengawetan dilakukan dengan menggunakan es batu untuk mencegah akivitas metabolisme mikroorganisme dalam air sampel. Selanjutnya sampel segera dibawa ke laboratorium untuk di analisis. Analisis kandungan fosfat dilakukan dengan metode Spektrofotometer Hach. Langkah-langkah kerjanya sebagai berikut :
                         i.     Program dan panjang gelombang pada Spektrofotometer Hach diatur untuk analisis fosfor (890 nm).
                       ii.     Sampel dimasukkan ke dalam cuvet Spektrofotometer Hach, ditambah pereaksi PhosVer 3 Phosphate dan dibiarkan beberapa menit.
                     iii.     Sampel yang telah tercampur pereaksi dimasukkan ke dalam Spektrofotometer Hach. Kandungan fosfat akan terlihat pada layar Spektrofotometer Hach dalam sauan mg/l.
Untuk parameter fosfat batas minimum 0,2 mg/L.
b.   Pengukuran kandungan senyawa nitrogen
               Pengambilan sampel untuk analisis kadar nitrat biasanya dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometri.
     Langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memasukannya ke dalam botol plastik atau botol kaca gelap untuk                        mencegah masukknya sinar matahari kedalam botol karena dapat                   mengurangi kadar nitrat.
2.    Sampel yang di dalam botol, letakan pada suhu 40C atau lebih rendah                             dan di analisa dalam jangka waktu 24-28 jam, hal ini dilakukan untuk                                menghidari terjadinya nitrifikasi yang terjadi pada suhu optimum 20                            Nilai pH optimum bagi nitrifikasi adalah 8-9.
3.    Pada pH <6 proses nitrifikasi akan terhenti, bakteri yang melakukan                               nitrifikasi cenderung menempel pada sedimen dan bahan padatan lain                                     (Effendi, 2003).
    Untuk parameter nitrogen batas maksimum 10 mg/L.

c.    DO
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan DO-meter (oksimeter). Elektroda dari oksimeter dimasukkan ke dalam sample air, selanjutnya nilai konsentrasi oksigen terlarut dibaca pada display. Untuk baku mutu perairan mempunyai batas nilai minimum DO 4 mg/L.
d.   BOD
Sampel air yang akan diukur nilai BOD-nya dimasukkan ke dalam 3 botol Winkler. Botol pertama langsung diukur nilai DO-nya secara insitu yang digunakan sebagai nilai awal sebelum inkubasi (G1). Sisa 2 botol lainnya dimasukkan ke inkubator dan diinkubasi selama 5 hari pada suhu 200C (G2 dan G3). Setelah 5 hari diukur DO botol G2 dan G3. Selanjutnya dihitung nilai BOD dengan rumus :
BOD = G1 – 232GG + mg/l O2
e.    COD
Pengukuran dilakukan dengan metode Reflux dan menggunakan spektrofotometri. Langkah-langkah kerjanya sebagai berikut untuk uji COD 100 mg/l – 900 mg/l :
a.    Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 600 nm
b.    Dinginkan perlahan-lahan contoh yang sudah direfluk sampai suhuruang untuk mencegah terbentuknya endapan. Jika perlu, saat pendinginan sesekai tutup contoh dibuka untuk encegah adanya tekanan gas.
c.    Biarkan suspnsi mengendap dan pastikan bagian yang akan di ukur benar-benar jernih.
d.   Ukur serapan contoh uji pada panjang gelombang 600 nm.
e.    Hitung kadar COD berdasarkan persamaan linier kurva kalibrasi.
f.     Lakukan analisa dulbo
g.    Perhitungan COD :
Nilai COD sebagai mg O2/L= C x f
Keterangan :
C = nilai COD contoh uji dinyatakan miligram per liter (mg/L)
f = faktor pengenceran
f.     Escherichia coli
               Pengukuran dilakukan dengan metode H2S. Metode H2S ini            mempunyai sensitivitas yang baik (>80%). Jika digunakan pada uji sampel           air dengan kadar bakteri tinggi, namun kurang sensitif jika frekuensi            keberadaan bakteri dalam air rendah. Selanjutnya jumlah bakteri      Escherichia coli yang tertera di lihat pada alat tersebut. Kualitas        bakteriologis Escherichia coli untuk memenuhi syarat kesehatan adalah    dengan nilai batas minimum 0. Langkah-langkah kerjanya :
a.    Sampel air dimasukkan ke dalam tabung reaksi/botol yang telah berisi media yang sudah dipersiapkan.
b.    Botol dengan media ini selanjutnya dieramkan/inkubasi pada suhu ruangan (260c - 370c) selama 1-3 hari (mulai dari 18 jam).
c.    Untuk menilai digunakan indikator dengan adanya perubahan warna botol media yang menjadi hitam.



b.  pengukuran parameter fisik-kimia yang di lakukan di lokasi penelitian, antara lain :
a. pH air                           
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pH-meter. Elektroda dari pH-meter dimasukkan ke dalam sampel air yang diukur, selanjutnya nilai pH dibaca pada display. Nilai pH pada air sungai memenuhi kriteria mutu air kelas II PP 02/2011 (antara 6-9). pH yang tinggi terjadi karena pada aliran sungai tersebut terdapat aktivitas lain sehingga mempengaruhi nilai pHnya.
b. Temperatur air
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan termometer Hg skala 0 – 500C. Termometer dimasukkan ke dalam air sedalam ± 10 cm dan dibiarkan selama tiga menit, lalu diangkat dan dibaca.
c. Penetrasi Cahaya
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat keping Secci yang berbentuk bulat dengan diameter 20 cm. Keping Secci diberi tali yang mempunyai ukuran lalu dimasukkan ke badan perairan kali Lusi sampai pada kedalaman keping Secci tersebut tidak terlihat dari permukaan. Selanjutnya diukur panjang dari permukaan sampai pada posisi keping Secci tersebut.

A.  Analisis Data
Data yang diperoleh berupa data status mutu Perairan.
      i.          Data status mutu perairan dengan metoda Storet
a.      Uraian metoda Storet
         Metoda STORET merupakansalahsatumetodauntukmenentukan status mutu air yang umumdigunakan.Denganmetoda STORET inidapatdiketahui parameter-parameter yang telahmemenuhiataumelampauibakumutu air. Secaraprinsipmetoda STORET adalahmembandingkanantara data kualitas air denganbakumutu air yang disesuaikandenganperuntukannyagunamenentukan status mutu air. Cara untukmenentukan status mutu air adalahdenganmenggunakansistemnilaidari “US-EPA (Environmental Protection Agency)” denganmengklasifikasikanmutu air dalamempatkelas, yaitu :
                   (1) KelasA :baiksekali, skor = 0      (memenuhibakumutu)
                   (2) KelasB :baik, skor = -1 s/d -10              (cemarringan)
                   (3) KelasC :sedang, skor = -11 s/d -30  (cemarsedang)
                   (4) KelasD :buruk, skor ≥ -31                     (cemarberat)
b.      ProsedurPenggunaan
         Penentuan status mutu air denganmenggunakanmetoda STORET dilakukandenganlangkah-langkahsebagaiberikut :
1. Lakukanpengumpulan data kualitas air dan debit air secara periodic membentuk data dariwaktukewaktu (time series data).
2. Bandingkan data hasilpengukurandarimasing-masing parameter air dengannilaibakumutu yang sesuaidengankelas air.
3. Jikahasilpengukuranmemenuhinilaibakumutu air (hasilpengukuran<bakumutu) makadiberiskor 0.
4. Jikahasilpengukurantidakmemenuhinilaibakumutu air (hasilpengukuran>bakumutu), makadiberiskor
5. Jumlahnegatifdariseluruh parameter dihitungdanditentukan status mutunyadarijumlahskor yang didapatdenganmenggunakansistemnilai.







DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G. dan S.S. Santika. 1984. Metode Penelitian Air, Surabaya : Usaha Nasional
Effendi, H. 2003.TelaahKualitas Air BagiPengolahanSumberDaya Dan LingkunganPerairan. Yogyakarta: Kanisus.
Odum, H.T.1993. EkologiSistemTerjemahanSupriharyono. Yogyakarta: GadjahMadaUnivirsity Press.
Odum, E.P 1998. Dasar-DasarEkologiEdisiTiga.TerjemahanTjshjonoSamingan. EdisiKetiga, Yogyakarta: GadjahMada University Press.
Sastrawijaya, T.A. 1991. Pencemaran Lingkungan, Jakarta: Rineka Cipta
Suriawiria, Unus. 2003. Mikrobiologi Air. Bandung : P.T. ALUMNI
Waluyo, Lud. 2005. MikrobiologiUmum. Malang : UMM Press
Waluyo, Lud. 2009. MikrobiologiLingkungan. Malang : UMM Press
htt//Status BukuMutu Air Sungai. Com
htt//PedomanPenentuan Status Mutu Air dengan menggunakan metode storet. Com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar