Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status
perairan sumber air dari kali lusi. Kali Lusi umumnya tercemar oleh limbah organik
yang berasal dari limbah penduduk
Sehingga, kali lusi tercemar adanya bakteri Escherichia
coli serta kandungan Nitrogen dan Phosphor pada sungai tersebut. Penelitian
ini menggunakan metode storet dan desain penelitian Studi Kasus pada Kali Lusi.
Penelitian ini di lakukan pada tiga kecamatan yaitu kecamatan Purwodadi, Brati,
Klambu. Setiap kecamatan di ambil dua titik stasiun, tiap stasiun diambil 3 kali
pengambilan sampel yaitu bagian kanan, tengah, kiri. Dalam penelitian ini
parameter yang diukur adalah parameter Kimia yaitu Nitrogen dan Fosfat serta parameter
mikrobiologik yaitu Escherichia coli.
Data yang di ambil di peroleh dari analisis penelitian tersebut.
Kata kunci : Escherichia
coli, Nitrogen, Fosfat
Pendahuluan
Kali Lusi adalah sebuah sungai
yang melintas di tengah-tengah Kabupaten
Grobogan dari timur mulai dari Bulu Kabupaten Rembang hingga bertemu dengan Kali Serang di Penawangan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Sungai ini terletak di antara pegunungan Kapur Utara dan pegunungan Kendeng. Sungai
ini melewati berbagai wilayah di Kabupaten Rembang dan Kabupaten Grobogan Jawa
Tengah. Daerah aliran sungainya meliputi :Bulu Kabupaten Rembang ke selatan hingga Kabupaten Blora. Dari Kabupaten Blora terus ke barat melalui Banjarejo, Kunduran, Ngaringan, Winosari, Tawangharjo, Purwodadi hingga bertemu dengan sungai Serang. Sungai Lusi mempunyai puluhan anak sungai
yang berhulu di pegunungan Kapur Utara maupun di
pegunungan Kendeng. Hampir setiap musim penghujan sungai Lusi meluap. Untuk mengatasi hal tersebut saat ini sedang dikerjakan pembangunan enam waduk
di sepanjang sungai Lusi, yaitu waduk Banjarharjo, Kedungsapen, Kedungwaru, Tirto,
Ngemplak, dan Bandungharjo
(http//sungai_lusi.htm)
Masalah utama yang
dihadapi oleh sumber daya air meliputi permasalahan kuantitas air yang
sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan juga permasalahan kualitas
air untuk keperluan domestik yang semakin menurun dari tahun ke tahun.
Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya
air, termasuk penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan,
kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang bergantung pada sumber daya
air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air
secara seksama. Penurunan kualitas
air yang terjadi ada yang disebabkan tercemarnya air sungai oleh bakteri golongan Coliform yang diakibatkan dari kepadatan penduduk,
buruknya sistem pembuangan limbah masyarakat yang
kurang memenuhi persyaratan dengan baik ditinjau dari kualitas maupun tata letaknya terhadap sumber pencemar (Effendi, 2003)
Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan
alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat
sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari
proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang
merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang
penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi
ammonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan
oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua
jenis bakteri tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu bakteri yang yang
mendapatkan energi dari proses kimiawi. Oksidasi nitrit menjadi ammonia
ditunjukan dalam persamaan berikut (a). Sedangkan oksidasi nitrit menjadi
nitrat ditujukan dalam persamaan (b).
2NH3 + 3O2 nitromonas 2NO2- + 2H+ + 2H2O (a)
RumusanMasalah
Permasalahan yang akan di
cari dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana status perairan kali lusi bedasarkan parameter kandungan Fosfat, Nitrogen, dan Escherichia coli ?
Bagaimana status perairan kali lusi bedasarkan parameter kandungan Fosfat, Nitrogen, dan Escherichia coli ?
Batasan
Masalah
1.
Sampel diambil
dari air kali Lusi Kecamatan Klambu, Brati, Purwodadi.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di
capaidalampenelitianhaliniadalah :
Untukmengetahuistatus perairan kali lusi bedasarkan parameter kandungan
Fosfat, Nitrogen, dan Escherichia coli.
ManfaatPenelitian
Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.
Mengetahui
status perairan kali Lusi yang tercemar Fosfat, Nitrogen, dan Escherichia coli.
2.
Memberikan
informasi kepada masyarakat sekitar mengenai status air kali Lusi.
Hipotesis
Semakin tinggi tingkat aktifitas penduduk
yang banyak berarti semakin banyak limbah rumah tangga yang
dihasilkan penduduk sehingga kualitas perairan akan
tercemar dan menyebabkan semakin besar dampak yang ditimbulkan terhadap status perairan Kali Lusi yang ada di sekitarnya. Salah satunya akan mengakibatkan meningkatnya jumlah bakteri Escherichia coli.
Tinjauan
Pustaka
Ekosistem Sungai
Ekosistem sungai merupakan
habitat bagi biota air yang keberadaannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya. Organisme air tersebut di antaranya tumbuhan air, plankton,
perifiton, bentos, dan ikan. Sungai juga merupakan sumber air bagi masyarakat
yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan kegiatan, seperti kebutuhan
rumah tangga, pertanian, industri, sumber mineral, dan pemanfaatan lainnya.
Kegiatan-kegiatan tersebut bila tidak dikelola dengan baik akan berdampak
negatif terhadap sumberdaya air, di antaranya adalah menurunnya kualitas air.
Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk
hidup yang bergantung pada sumberdaya air (Effendi 2003).
Dampak Pencemaran Terhadap Badan Air
Semakin tingginya jumlah buangan
yang memasuki badan air,
dapat mengakibatkan berbagai jenis penyakit bagi manusia. Pencemar domestic yang
memasuki badan air sebagian besar diakibatkan oleh kehadiran jasad renik. Sebagai contoh bakteri koli. Bakteri tersebut dapat dijadikan
indicator pencemar biologis dan kehadirannya pada benda-benda yang
berkaitan dengan manusia sangat tidak diharapkan. Bila bakteri dari jenis tersebut terdapat pada suatu benda menandakan benda tersebut telah tercemar oleh materi fekal
(tinja, feses manusia). Hal ini disebabkan bakteri ini berasal dari tinja manusia (Waluyo,2009).
Golongan Bakteri Coli
Golongan
bateri Coli salah satu contoh yang
terkenal adalah Escherichia coli,
merupakan jasad indikator di dalam substrat air untuk kehadiran jasad berbahaya
yang mempunyai persamaan sifat (Suriawiria, 2003) :
1. Gram negatif berbentu batang
2. Tidak membentuk spora
3. Mampu memfermentasikan kaldu laktosa pada temperatur 370C
dengan membentuk asam dan gas di dalam waktu 48 jam.
Escherichia mempunyai beberapa spesies hidup di dalam saluran
pencernaan makanan manusia dan hewan berdarah panas.Adanya jasad tersebut tidak
dapat memastikan adanya jasad patogen secara langsung, tetapidari hasil yang di
dapat memberikan kesimpulan bahwa bakteri Coli
dalam jumlah tertentu di dalam air, dapat digunakan sebagai indikator adanya
jasad patogen. Sifat Coli adalah banyak ditemukan di dalam habitat tanah dan
air dari pada di dalam usus, sehingga disebut non-fekal dan umumnya tidak
patogen. Kehadiran mikroba patgen didal air buangan, merupakan salah satu
contoh interaksi dua prinsip, yaitu bahwa populasi patogen di dalam buangan
yang justru paling tinggi nilai toleransinya kalau dibandingkan dengan jenis
lainnya yang non-patogen. Karena bakteri Coli pada umumnya di dapat dalam faeces,
kehadirannya di dalam makanan dan minuman dijadikan indeks pencemaran materi
fekal (Suriawiria, 2003).
Nilai Air
Parameter Alami
Di bidang mikrobiologi air, beberapa jasad tertentu khususnya bakteri dan
mikroalga, kehadiran dapat digunakan sebagai jasad-parameter/indikator-alami
terhadap kehadiran pencemar-organik. Kehadiran materifekal (daro tinja) di
dalam air dapat ketahui dengan adanya kelompok bakteri Coli (Suriawiria, 2003)
Kualitas Biologis
Secara umum berdasarkan karakteristik kimia, fisik, dan mikrobiologik maka,
kualitas air akan ditentukan berdasarkan keperluannya. Penentuan kualitas air
secara umum, misal untuk air sungai dapat pula diukur berdasarkan nilai Indeks
Pencemaran Biologik (IPB) (Suriawiria, 2003).
Tabel 1 : Nilai air berdasarkan nilai
IPB (Indeks Pencemaran Biologik)
Nilai IPB
|
Keadaan air
|
0 - 8
|
Bersih, jernih
|
9 - 20
|
Tercemar ringan
|
21- 60
|
Tercemar
|
61 - 100
|
Tercemar berat
|
Kualitas fisik
Karakteristik fisik yang umum dianalisis dalam penentuan kualitas air,
meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa. Kekeruhan air dapat
ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik yang terkandung dalam
air seperti lumpur dan bahan-bahan yang dihasilkan oleh buangan industri. Dari
segi estetika, kekeruhan dalam air dihubungkan dengan pencemaran oleh air
buangan. Kekeruhan air menyebabkan hambatan bagi proses desenfeksi. Oleh karena
itu, kekeruhan air harus dihilangkan dari air yang akan dipergunakan untuk air
minum (Suriawiria, 2003).
Kualitas Kimiawi
Adanya masalah-masalah seperti senyawa kimia yang beracun, serta reaksi
yang tidak diharapkan menyebabkan diadakan kualitas kimia. Standard kualitas
air memberikan batas konsentrasi maksimum yang dianjurkan dan yang
diperkenankan bagi berbagai parameter kimia, karena pada konsentrasi yang berlebihan
kehadiran unsur-unsur tersebut di dalam air akan memberikan pengaruh negatif,
baik dari segi pemakaian. Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi
efektifitas pemakaian sabun. Di dalam pemakaian untuk industri adanya kesadahan
di dalam air tidak dikehendaki (Suriawiria, 2003).
Metode Penelitian
Lokasi Penelitian
Penelitianakan
dilakukan di kawasan perairan Kali Lusi kabupaten Grobogan yang meliputi
wilayah kecamatan Klambu, Brati, Purwodadi. Masing-masing Kecamatan di ambil 2
stasiun dengan jarak ± 10 – 15 km antar stasiun. Tiap stasiun di ambil 3 titik
pengambilan sampel yaitu bagian kanan, tengah, kiri. Selanjutnya untuk memberikan
interpretasi data, dilakukan penelitian laboratorium.
Desain Penelitian
Penelitian di rancang dalam bentuk Studi
Kasus (Case study) untuk mengkaji secara intensif hubungan antara kondisi
fisik-kimia perairan terutama kandungan senyawa fosfat dan nitrogen serta Echerichia coli untuk mengetahui status
kualitas perairan Kali Lusi. Penelitian ini di lakukan di tiga kecamatan yaitu
Purwodadi, Brati, Klambu. Setiap Kecamatan di ambil 2 stasiun penelitian dengan
jarak ± 10 – 15 km antar stasiun. Tiap stasiun dilakukan 3 titik pengambilan
sampel yaitu bagian kanan, tengah, kiri.
Pengambilan data di lakukan pada tiap-tiap
stasiun penelitian. Data yang diambil meliputi parameter-parameter fisik-kimia
perairan. Selanjutnya di cari keterkaitan antara status perairan kali lusi
terutama kandungan senyawa fosfat dan nitrogen dengan Echerichia coli.
C. Variabel
Penelitian
Variabel penelitian terdiri atas satu variabel utama dan
satu variabel pendukung. Variabel utama
:
1.
Kualitas
perairan, meliputi kandungan senyawa fosfat dan nitrogen serta Escherichia coli dan kondisi fisik
lainnya seperti temperatur, kekeruhan BOD, COD di atas perairan kali lusi.
Variabel pendukung meliputi :
Kondisi geografis, meliputi panjang sungai yang dimulai dari waduk klambu
kemudian mengalir ke kali lusi. Kali lusi ini yang melintasi 3 kecamatan. Data
ini diambil dari bagian perairan waduk klambu.
D. Parameter
Penelitian
Parameter kualitas air dan kondisi lingkungan meliputi :
1.
Kandungan
senyawa fosfat
2.
Kandungan
senyawa Nitrogen
3.
pH
air
4.
DO
5.
BOD
6.
COD
7.
Temperatur
air
8.
Escherichia
coli
9.
Kecerahan
air
E. Jenis
dan Sumber Data
Data yang di ambil dalam penelitian ini
meliputi data primer dan data sekunder yaitu :
1. Data primer
Data
primer meliputi, kandungan senyawa Nitrogen, Phosphor, Escherichia coli, kondisi fisik perairan kali lusi, jenis-jenis
bahan pencemar yang masuk dalam perairan kali lusi. Data primer di ambil secara
langsung dari lokasi penelitian.
2. Data sekunder
Data sekunder meliputi data kondisi geografis kali lusi
meliputi panjang sungai. Data sekunder diambil dari bagian perairan waduk
klambu yang menangani perairan kali Lusi
di tiga Kecamatan.
F. Teknik
Pengambilan Data
Pengambilan data primer dilakukan
melalui observasi lapangan secara langsung pada lokasi penelitian. Data kondisi
lingkungan diambil dengan mengukur parameter-parameter secara langsung di
lapangan. Parameter yang tidak dapat diukur secara langsung di ambil sampelnya
kemudian dibawa dan di analisis di laboratorium. Data kondisi status mutu air
di ambil dengan metode Storet dan metoda indeks pencemaran. Data jenis-jenis
bahan pencemar yang masuk ke dalam perairan kali Lusi diambil melalui
pengamatan dan pendataan langsung di lapangan.
Data sekunder meliputi data kondisi geografis kali lusi
meliputi panjang sungai. Data sekunder diambil dari bagian perairan waduk
klambu yang menangani perairan kali Lusi
di tiga Kecamatan.
G. Alatdanbahanpenelitian
1.
Plastik
2.
Label
3.
Spidol
4.
Botol sample plastikberukuran 1500 ml
5.
Termometer
6.
Secci disk untukmengukurkecerahan
7.
pH-meter
8.
Botolwinkler
9.
Pipettetes
10.
DO
11.
BOD
12.
COD
H. Prosedur
penelitian
1. Penentuan
Stasiun Penelitian
Penelitianakan dilakukan di kawasan perairan Kali Lusi
kabupaten Grobogan yang meliputi wilayah kecamatan Klambu, Brati, Purwodadi.
Masing-masing Kecamatan di ambil 2 stasiun dengan jarak ± 10 – 15 km antar
stasiun. Tiap stasiun di ambil 3 titik pengambilan sampel yaitu bagian kanan,
tengah, kiri. Jadi stasiun
penelitian dari ke tiga kecamatan tersebut adalah 6 stasiun dan 18 titik
pengambilan sampel.
2. Pengukuran
parameter-parameter fisik-kimia lingkungan
a. pengukuran parameter fisik-kimia yang di
lakukan di laboratorium,antara lain :
a. Pengukuran
kandungan senyawa fosfat
Sampel diambil dari air permukaan pada kedalaman kurang
lebih 50 cm. Sampel diambil dengan menggunakan botol sampel plastik berukuran
1500 ml. Pengawetan dilakukan dengan menggunakan es batu untuk mencegah
akivitas metabolisme mikroorganisme dalam air sampel. Selanjutnya sampel segera
dibawa ke laboratorium untuk di analisis. Analisis kandungan fosfat dilakukan
dengan metode Spektrofotometer Hach. Langkah-langkah kerjanya sebagai berikut :
i. Program dan panjang gelombang pada Spektrofotometer Hach
diatur untuk analisis fosfor (890 nm).
ii. Sampel dimasukkan ke dalam cuvet Spektrofotometer Hach,
ditambah pereaksi PhosVer 3 Phosphate dan dibiarkan beberapa menit.
iii. Sampel yang telah tercampur pereaksi dimasukkan ke dalam
Spektrofotometer Hach. Kandungan fosfat akan terlihat pada layar
Spektrofotometer Hach dalam sauan mg/l.
Untuk parameter fosfat batas minimum 0,2 mg/L.
b. Pengukuran
kandungan senyawa nitrogen
Pengambilan sampel untuk analisis kadar nitrat biasanya
dilakukan dengan menggunakan metode
spektrofotometri.
Langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Memasukannya ke dalam botol plastik atau botol kaca gelap untuk mencegah masukknya sinar matahari kedalam
botol karena dapat mengurangi kadar nitrat.
2.
Sampel
yang di dalam botol, letakan pada suhu 40C
atau lebih rendah dan
di analisa dalam jangka waktu 24-28 jam, hal ini dilakukan untuk menghidari
terjadinya nitrifikasi yang terjadi pada suhu optimum 20 Nilai pH optimum bagi nitrifikasi adalah 8-9.
3.
Pada
pH <6 proses nitrifikasi akan terhenti, bakteri yang melakukan nitrifikasi
cenderung menempel pada sedimen dan bahan padatan lain (Effendi, 2003).
Untuk parameter
nitrogen batas maksimum 10 mg/L.
c. DO
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan DO-meter
(oksimeter). Elektroda dari oksimeter dimasukkan ke dalam sample air,
selanjutnya nilai konsentrasi oksigen terlarut dibaca pada display. Untuk baku
mutu perairan mempunyai batas nilai minimum DO 4 mg/L.
d. BOD
Sampel air yang akan diukur nilai BOD-nya dimasukkan ke
dalam 3 botol Winkler. Botol pertama langsung diukur nilai DO-nya secara insitu
yang digunakan sebagai nilai awal sebelum inkubasi (G1). Sisa 2 botol lainnya
dimasukkan ke inkubator dan diinkubasi selama 5 hari pada suhu 200C
(G2 dan G3). Setelah 5 hari diukur DO botol G2 dan G3. Selanjutnya dihitung
nilai BOD dengan rumus :
BOD = G1 –
232GG + mg/l O2
e. COD
Pengukuran
dilakukan dengan metode Reflux dan menggunakan spektrofotometri.
Langkah-langkah kerjanya sebagai berikut untuk uji COD 100 mg/l – 900 mg/l :
a.
Pengukuran
dilakukan pada panjang gelombang 600 nm
b.
Dinginkan
perlahan-lahan contoh yang sudah direfluk sampai suhuruang untuk mencegah
terbentuknya endapan. Jika perlu, saat pendinginan sesekai tutup contoh dibuka
untuk encegah adanya tekanan gas.
c.
Biarkan
suspnsi mengendap dan pastikan bagian yang akan di ukur benar-benar jernih.
d.
Ukur
serapan contoh uji pada panjang gelombang 600 nm.
e.
Hitung
kadar COD berdasarkan persamaan linier kurva kalibrasi.
f.
Lakukan
analisa dulbo
g.
Perhitungan
COD :
Nilai COD sebagai mg O2/L= C x f
Keterangan :
C = nilai COD contoh uji dinyatakan miligram per liter
(mg/L)
f = faktor pengenceran
f. Escherichia coli
Pengukuran
dilakukan dengan metode H2S. Metode H2S ini mempunyai sensitivitas yang baik
(>80%). Jika digunakan pada uji sampel air
dengan kadar bakteri tinggi, namun kurang sensitif jika frekuensi keberadaan bakteri dalam air rendah.
Selanjutnya jumlah bakteri Escherichia coli yang tertera di lihat
pada alat tersebut. Kualitas bakteriologis Escherichia coli untuk memenuhi syarat kesehatan adalah dengan nilai batas minimum 0. Langkah-langkah
kerjanya :
a.
Sampel
air dimasukkan ke dalam tabung reaksi/botol yang telah berisi media yang sudah
dipersiapkan.
b.
Botol
dengan media ini selanjutnya dieramkan/inkubasi pada suhu ruangan (260c
- 370c) selama 1-3 hari (mulai dari 18 jam).
c.
Untuk
menilai digunakan indikator dengan adanya perubahan warna botol media yang
menjadi hitam.
b. pengukuran
parameter fisik-kimia yang di lakukan di lokasi penelitian, antara lain :
a. pH air
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pH-meter.
Elektroda dari pH-meter dimasukkan ke dalam sampel air yang diukur, selanjutnya
nilai pH dibaca pada display. Nilai pH pada air sungai memenuhi kriteria mutu
air kelas II PP 02/2011 (antara 6-9). pH yang tinggi terjadi karena pada aliran
sungai tersebut terdapat aktivitas lain sehingga mempengaruhi nilai pHnya.
b. Temperatur
air
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan termometer Hg
skala 0 – 500C. Termometer dimasukkan ke dalam air sedalam ± 10 cm
dan dibiarkan selama tiga menit, lalu diangkat dan dibaca.
c. Penetrasi
Cahaya
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat keping Secci
yang berbentuk bulat dengan diameter 20 cm. Keping Secci diberi tali yang
mempunyai ukuran lalu dimasukkan ke badan perairan kali Lusi sampai pada
kedalaman keping Secci tersebut tidak terlihat dari permukaan. Selanjutnya
diukur panjang dari permukaan sampai pada posisi keping Secci tersebut.
A. Analisis
Data
Data yang
diperoleh berupa data status mutu Perairan.
i.
Data
status mutu perairan dengan metoda Storet
a.
Uraian metoda Storet
Metoda STORET
merupakansalahsatumetodauntukmenentukan status mutu air yang
umumdigunakan.Denganmetoda STORET inidapatdiketahui parameter-parameter yang
telahmemenuhiataumelampauibakumutu air. Secaraprinsipmetoda STORET
adalahmembandingkanantara data kualitas air denganbakumutu air yang disesuaikandenganperuntukannyagunamenentukan
status mutu air. Cara untukmenentukan status mutu air
adalahdenganmenggunakansistemnilaidari “US-EPA (Environmental Protection
Agency)” denganmengklasifikasikanmutu air dalamempatkelas, yaitu :
(1)
KelasA :baiksekali, skor = 0 (memenuhibakumutu)
(2) KelasB
:baik, skor = -1 s/d -10 (cemarringan)
(3) KelasC
:sedang, skor = -11 s/d -30 (cemarsedang)
(4) KelasD
:buruk, skor ≥ -31 (cemarberat)
b. ProsedurPenggunaan
Penentuan status mutu
air denganmenggunakanmetoda STORET dilakukandenganlangkah-langkahsebagaiberikut
:
1.
Lakukanpengumpulan data kualitas air dan debit air secara periodic membentuk
data dariwaktukewaktu (time series data).
2.
Bandingkan data hasilpengukurandarimasing-masing parameter air
dengannilaibakumutu yang sesuaidengankelas air.
3.
Jikahasilpengukuranmemenuhinilaibakumutu air (hasilpengukuran<bakumutu)
makadiberiskor 0.
4.
Jikahasilpengukurantidakmemenuhinilaibakumutu air
(hasilpengukuran>bakumutu), makadiberiskor
5.
Jumlahnegatifdariseluruh parameter dihitungdanditentukan status
mutunyadarijumlahskor yang didapatdenganmenggunakansistemnilai.
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G. dan S.S. Santika. 1984. Metode Penelitian Air, Surabaya : Usaha Nasional
Effendi, H.
2003.TelaahKualitas Air BagiPengolahanSumberDaya Dan LingkunganPerairan.
Yogyakarta: Kanisus.
Odum, H.T.1993. EkologiSistemTerjemahanSupriharyono.
Yogyakarta: GadjahMadaUnivirsity Press.
Odum, E.P 1998. Dasar-DasarEkologiEdisiTiga.TerjemahanTjshjonoSamingan. EdisiKetiga,
Yogyakarta: GadjahMada University Press.
Sastrawijaya, T.A. 1991. Pencemaran Lingkungan, Jakarta: Rineka Cipta
Suriawiria, Unus. 2003. Mikrobiologi
Air. Bandung : P.T. ALUMNI
Waluyo, Lud. 2005. MikrobiologiUmum.
Malang : UMM Press
Waluyo, Lud. 2009. MikrobiologiLingkungan. Malang : UMM
Press
htt//Status BukuMutu Air Sungai. Com
htt//PedomanPenentuan Status Mutu Air dengan menggunakan metode storet.
Com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar