Senin, 01 Desember 2014

Platyhelmintes (Cacing Pipih)

KLASIFIKASI ANIMALIA

FILUM PLATYHELMINTHES
Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang tubuhnya berbentuk pipih (platy = pipih dan helminthes = cacing ). Kelompok cacing pipih ini memiliki struktur tubuh paling sederhana dibandingkan susunan tubuh cacing pada filum lainnya.

1.Ciri-Ciri Umum Filum Platehelminthes
Platehelminthes memiliki struktur tubuh pipih, ada yang berbentuk seperti pita, lunak dan tidak bersegmen. Susunan tubuhnya simetri bilateral.
Platihelminthes merupakan hewan triloblastik aselomata. Selain itu, platihelminthes tidak memiliki system peredaran darah dan sistem respirasi. Alat pencernaannya belum sempurna , umumnya hanya mempunyai mulut dan tidak memiliki anus. Pada cacing pita tidak terdapat mulut dan alat pencernaan. Alat ekskresi berupa sel api.
Pada bagian epidermisnya yang lunak terdapat silia atau lapisan lilin (kutikula). Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion(simpul saraf) anterior atau dinding saraf yang dihubungkan oleh satu sampai tiga pasang tali saraf. Anggota hewan ini bersifat hemafrodit.

2.Cara Berkembang Biak
Anggota filum ini umumnya berkembang biak secara aseksual dan seksual. Umumnya cacing ini monoecious, tetepi telah mengembangkan diri sehingga tidak melakukan pembuahan sendiri. Perkembangan cacing ini ada dua macam, yaitu langsung(telur menetas menjadi cacing kecil tetapi menyerupai cacing dewasa) dan tidak langsung(melalui bentuk larva yang bersilia).

3. klasifikasi
Platihelminthes terbagi dalam tiga kelas, yaitu turbellaria(cacing berbulu getar), trematoda (cacing isap), dan cestoda (cacing pita)

Kelas Trematoda(cacing isap).
Semua anggota kelas trematoda hidupnya bersifat parasit. Trematoda disebut cacing isap karena memiliki alat isap (sucker). Pada mulut terdapat alat pengisap yang dilengkapi oleh kait-kait untuk melekatkan diri pada tubuh inangnya. Beberapa contoh cacing yang termasuk trematoda adalah sebagai berikut:
 1.Fasciola hepatica (cacing hati).
Jenis cacing ini biasa hidup sebagai parasit pada hati beberapa hewan, seperti domba, kambing, sapi atau kerbau fasciola hepatica memiliki bentuk tubuh pipih, panjang tubuhnya berkisar antara 2-5cm. pada bagian kepala terdapat dua alat isap, terdapat disekitar mulut dan yang lainnya di bagian ventral. Fungsi alat isap tersebut adalah untuk melekatkan tubuh pada inangnya. Di antara kedua alat isapnya terdapat lubang kelamin .Alat hisap di lengkapi dengan otot – otot , sehingga menenpel erat pada hospes. Otot itu tersusun atas 3 lapisan di bawah ectoderm.Pertama : lapisan luar melingkar. Kedua : lapisan tengah longitudinal. Ketiga : lapisan dalam yang diagonal. Tubuh fasciola adalah triploblastik . Ektoderm adalah tipis yang dilapisi kutikula berfungsi melindungi jaringan dibawahnya dari cairan hospes.Ektoderm mengandung sisik chitin dan sel –sel tunggal kelenjar . Endoderm melapisi saluran pencernaan. Mesoderm merupakan jaringan yang membentuk otot, alat ekskresi,  saluran reproduksi . Disamping itu terdapat jaringan parenkim yang mengisi rongga dinding antar tubuh dengan saluran pencernaan.  Alat ekskresi cacing ini adalah berupa saluran yang berakir pada sel api. Sistem pencernaannya sederhana, dimulai dari mulut, faring, kerongkongan, dan usus yang terdiri dari dua cabang utama yang menjulur dari anterior ke posterior. Makanan tidak dicerna karena sudah berupa sari makanan.
Fasciola hepatica bersifat hermafrodit. Reproduksi secara seksual dilakukan dengan perkawinan silang atau perkawinan sendiri. Alat reproduksi jantan terdiri atas sepasang testis (penghasil sperma), dua pembuluh vasdeferens (penyalur sperma dari testis), kantung vesikulum seminalis, dan saluran ejakulasi yang berakir pada alat kopulasi yaitu penis. Alat reproduksi betina terdiri atas ovarium (memproduksi telur), saluran oviduk (menyalurkan telur dari ovarium), kelenjar pembungkus ovum dan saluran vetelin atau saluran yolk (menyalurkan globuli yolk yang berasal dari kelenjar yolk atau kelenjar vetelin). Setelah kelenjar pembungkus melengkapi kulit kitin, selanjutnya telur masuk ke dalam uterus.
2 Clonorchis sinensis
Clonorcis sinensis merupakan cacing hati yang hidup pada manusia. Mereka bereproduksi seperti halnya fasciola. Akan tetapi, fase metaserkaria dari cacing ini masuk ke dalam daging ikan air tawar (sebagai hosper perantara) jika manusia memakan ikan air tawar yang mengandung larva clonorcis sinensis tersebut, maka metaserkaria akan mas uk ke dalam tubuh dan tumbuh menjadi cacing dewasa (parasit) didalam hati dan saluran empedu manusia. Salah satu cara menghindari diri dari cacing ini adalah tidak mengkonsumsi ikan yang tidak dimasak/dimasak secara tidak sempurna. Cacing ini banyak terdapat di cina, jepang, vietnam dan korea.
 3 Paragonimus weistermani
Paragonimus weistermani dewasa hidup sebagai parasit pada paru-paru manusia, kucing, anjing dan babi. Larvanya hidup pada siput sedangkan metaserkarianya menempel pada udang air tawar. Cacing ini menyebar di jepang, korea, Taiwan, India, afrika, Filipina dan amerika.
 Daftar berikut menunjukan beberapa trematoda yang parasit pada manusia.


Macam Cacing
Nama
Fase perkembangan
Penyebaran Geografis
Hospes
Cacing perut
Fasciolophis buski
Sayuran air
Cina - Indonesia, Taiwan, sumatra
Orang (cina)
Babi ( Taiwan )

Heterophyes
Heterophyes
Ikan air tawar
Mesir, cina, japang
Orang, kucing, anjing, srigala.

Metagonimus
Yakogawai
Kerongkongan
Korea, cina, jepang
Orang, kucing, anjing
Cacing hati
Clonorchis
sinensis
Ikan air tawar
Cina, korea, jepang vietnam
Orang, kucing, anjing
Cacing paru - paru
Paragonimus
westermani
Udang air tawar
Jepang ,korea, Taiwan,amerika, philipina
Orang, kucing, anjingbabi
Cacing darah
Schistisoma
haematobium
Da;lam siput
Japang, cina, philipina
Orang, kucing, anjing, babi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar