SIFAT DAN KONDISI EKOSISTEM PANTAI
Pesisir
merupakan daerah yang sejalur dengan tempat pertemuan daratan dengan laut,
mulai dari batas muka air laut pada waktu suhu terendah menuju ke arah darat
sampai batas yang tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang pada waktu badai.
Wilayah pesisir ke arah darat dapat ditentukan oleh :
a.
Pengaruh sifat-sifat
fisik air laut yang ditentukan berdasarkan seberapa jahu pengaruh pasang air
laut, seberapa jauh flora yang suka akan air akibat pasang tumbuh (water loving
vegetation) dan seberapa jauh pengaruh air laut ke dalam air tanah.
b. Pengaruh keadaan bahari
(sosial), seberapa jauh konsentrasi ekonomi bahari (desa nelayan) sampai arah
daratan.
Berdasarkan
pada batasan wilayah pesisir, maka pesisir merupakan daerah yang mempunyai
daerah yang terluas, sebab pesisir mencakup wilayah darat sejauh masih mendapat
pengaruh air laut dan sejauh mana wilayah laut masih mendapat pengaruh dari
darat (aliran air dan sedimen). Pantai (shore) merupakan wilayah yang
ada di antara pantai dan pesisir. Garis pantai (shore line) dapat
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Fore shore adalah
bagian pantai mulai dari muka air laut terendah sampai muka air laut pasang
tertinggi (pasang naik)
b. Back shore merupakan
bagian dari pantai mulai dari muka air laut tertinggi sampai pada batas wilayah
pesisir (coast)
c.
Off shore yaitu daerah
yang meluas dari titik pasang surut terendah ke arah laut.
Faktor
– faktor yang menentukan perkembangan pantai, antara lain :
1.
Gelombang, arus, dan
pasang yang berlaku sebagai faktor pengikis, pengangkut, dan pengendap.
2. Sifat daratan yang
mendapat pengaruh proses – proses marine. Jadi, apakah berupa dataran rendah,
curam, landai, dan bagaimana sifat batuannya.
3.
Perubahan relatif dari
ketinggian muka air laut.
Air laut ketinggiannya selalu
berubah-ubah. Hal ini mungkin berlaku lokal atau bisa pula berlaku untuk
seluruh pantai di muka bumi. Berlaku lokal itu dapat terjadi akibat pengaruh
pengangkatan / penurunan daratan yang hanya meliputi daerah yang sempit,
sedangkan perubahan muka air laut yang berlaku bagi seluruh permukaan bumi
dapat disebabkan oleh adanya 2 hal, yaitu :
a. Pembekuan
/ pencairan es secara besar-besaran di daerah kutub.
b. Karena
adanya tampung laut yang berubah, misalnya karena terjadi penurunan /
pengangkatan dasar laut yang luas sehingga permukaan air laut berubah secara
keseluruhan.
4. Faktor alami yang lain,
seperti tumbuhnya binatang karang di daerah pantai, vulkanisme, dan lain-lain.
5. Pengaruh manusia,
misalnya pembuatan pelabuhan, reklamasi pantai, pengeringan rawa pantai, dan
sebagainya yang kesemuanya dapat mempengaruhi perkembangan pantai.
v Gelombang
Gelombang merupakan pergerakan air
yang naik turun dan tidak mengalami pergerakan, baik maju maupun mundur. Angin
merupakan faktor yang penting dalam munculnya gelombang, yaitu terutama oleh
gesekan dan tekanan. Makin kencang angin bertiup, gelombang yang ditimbulkan
semakin besar sehingga gerakan air laut berupa gelombang tersebut dapat
mempengaruhi perkembangan pantai. Gelombang terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian
punggung gelombang dan lembah gelombang. Dalam membicarakan tentang gelombang,
ditemukan beberapa istilah, yaitu :
a. Panjang
gelombang, adalah jarak horizontal antar puncak gelombang.
b. Tinggi
gelombang, adalah jarak vertikal antara keduanya.
c. Periode
gelombang, merupakan waktu yang diperlukan untuk 2 punggung gelombang yang
berurutan untuk melalui sebuah titik tertentu.
d. Kecepatan
gelombang, adalah kecepatan bergeraknya gelombang dalam satuan waktu, misalnya
20 km / detik.
Ukuran gelombang yang menyangkut
panjang, tinggi, periode, dan kecepatannya dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu :
a. Kecepatan
angin berhembus
b. Lamanya
angin berhembus dan dalamnya laut
c. Luasnya
daerah tanpa penghalang pada tempat angin bertiup (fetch)
v Arus
Laut
Arus merupakan massa air laut yang
secara terus menerus bergerak maju, turun, dan bergerak ke atas. Arus ini
terjadi akibat adanya beberapa faktor, yaitu :
a. Angin
Arus yang disebabkan oleh tiupan angin,
merupakan arus permukaan yang disebut drift. Arus ini umumnya menyimpang
ke arah kanan untuk di belahan bumi utara dan menyimpang ke kiri untuk belahan
bumi selatan. Hal ini terjadi sebagai akibat dari adanya pengaruh rotasi bumi.
b. Perbedaan
Neveau Air Laut
Terjadi apabila angin berhembus secara terus
menerus sehingga menyebabkan timbulnya arus. Arus tersebut terus bergerak
sehingga terjadi pemindahan volume air laut ke suatu tempat dan pada tempat
lain terjadi pengurangan volume. Dengan demikian suatu daerah volume bertambah
berarti kelebihan air, oleh karena itu niveau air laut lebih tinggi, tekanan
lebih tinggi, di samping itu terjadi pula arus pengisi / arus konpersasi.
c. Perbedaan
Temperatur, Salinitas, dan Kepadatan Air Laut
Perbedaan temperatur menyebabkan
perbedaan kepadatan air yang mengakibatkan pula perbedaan salinitas, sehingga
menyebabkan terjadinya aliran arus. Air yang lebih padat dan besar salinitasnya
akan turun dan mengalir ke bawah yang disebut dengan arus bawah. Sebaliknya
arus yang mengalir ke permukaan sebagai arus permulaan.
Kemampuan arus untuk mengerosi
tidak seberapa besar dibandingkan dengan gelombang yang menghantam ke daratan
di bagian shore line, beach, cliff, dan sebagainya. Akan tetapi mampu
mengangkut bahan-bahan pada dasar laut dangkal. Oleh karena itu arus bekerja sebagai
aktor yang penting dalam proses sedimentasi di pantai.
v Pasang
Naik dan Pasang Surut (Tide)
Gejala pasang disebabkan oleh gaya
tarik bulan dan matahari. Massa matahari sebetulnya jauh lebih besar daripada
bulan, dan juga matahari terletak jauh dari bumi. Oleh karena itu, gaya tarik
bulan menyebabkan pasang terasa lebih besar dibanding dengan gravitasi
matahari. Gejala pasang ini meliputi seluruh permukaan bumi, karena rotasi
bumi, maka setiap hari di suatu tempat akan mengalami 2 kali pasang dan 2 kali
surut yang periodenya antara 12 jam 25 menit.
Arus yang ditimbulkan oleh adanya
pasang surut ini cukup besar, terutama jika daerah tersebut merupakan daerah
yang sempit (teluk). Selain itu juga mempunyai kekuatan yang cukup besar hingga
mampu mengangkut material untuk dibawa dan diendapkan di tempat lain. Oleh
karena itu berperan dalam perkembangan pantai. Apakah pantai itu mengalami
erosi / akresi.
v Temperatur
Perubahan temperatur air laut disebabkan oleh perpindahan panas
dari massa yang satu ke massa yang lainnya. Matahari mempunyai efek yang paling
besar terhadap perubahan suhu permukaan laut. Kenaikan temperatur permukaan
laut disebabkan oleh :
a.
Radiasi dari angkasa dan matahari
b.
Konduksi panas dari atmosfir
c.
Kondensasi uap air
Sedangkan penurunan temperatur permukaan laut
disebabkan oleh :
a.
Radiasi balik permukaan laut ke atmosfir
b.
Konduksi balik panas ke atmosfir
c. Evaporasi (penguapan)
Para Ahli
Oseanografi membagi pola temperatur dalam arah vertikal menjadi tiga lapisan,
antara lain :
1.
Well-mixed surface layer (10 - 500 m)
2.
Thermocline, lapisan transisi (500 - 1000 m)
3.
Lapisan yang relatif homogen dan dingin (> 1000 m)
4.
Lapisan Thermocline : Lapisan dimana kecepatan perubahan temperatur cepat
sekali
Bentuk pola
temperatur dalam arah vertikal sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
Posisi geografis daerah perairan, serta waktu, berkaitan dengan musim.
v
Salinitas
Lautan
terdiri dari : air sebanyak 96,5 %, Material terlarut dalam bentuk molekul dan
ion sebanyak 3,5 %, dan Material yang terlarut tersebut 89 % terdiri dari garam
Chlor, sedangkan sisanya 11 % terdiri dari unsur-unsur lainnya. Salinitas
adalah jumlah total material terlarut (yang dinyatakan dalam gram) yang
terkandung dalam 1 kg air laut. Satuan salinitas : 0/00 (per mil). Faktor utama
yang mempengaruhi perubahan salinitas, yaitu : Evaporasi (penguapan) air laut,
Hujan, Mencair/membekunya es, dan Aliran sungai yang menuju ke laut. Para Ahli
Oseanografi membagi pola salinitas dalam arah vertikal menjadi empat lapisan :
a.
Well-mixed surface zone, dengan ketebalan 50 - 100 m (salinitas seragam)
b. Halocline, zona dimana salinitas berubah dengan cepat sesuai dengan
bertambahnya kedalaman
c.
Zona di bawah Halocline sampai ke dasar laut, dengan salinitas yang
relatif homogen
d. Zona Berkala (Occasional Zone), pada kedalaman 600 - 1000 m, dimana
terdapat nilai salinitas minimum
Salinitas
air laut di seluruh wilayah perairan di dunia berkisar antara 33 - 37 0/00 ,
dengan nilai median 34,7 0/00 , namun di Laut Merah dapat mencapai 40 0/00.
Salinitas air laut tertinggi terjadi di sekitar wilayah ekuator, sedangkan
terendah dapat terjadi di daerah kutub, walaupun pada kenyataannya sekitar 75 %
air laut mempunyai salinitas antara 34,5 0/00 - 35,0 0/00. Contoh nilai
salinitas rata-rata untuk beberapa tempat : Atlantik : 34,90 0/00, Pasifik :
34,62 0/00, dan Indonesia : 34,76 0/00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar