Senin, 29 Desember 2014

Ekosistem Pantai

SIFAT DAN KONDISI EKOSISTEM PANTAI
Pesisir merupakan daerah yang sejalur dengan tempat pertemuan daratan dengan laut, mulai dari batas muka air laut pada waktu suhu terendah menuju ke arah darat sampai batas yang tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang pada waktu badai. Wilayah pesisir ke arah darat dapat ditentukan oleh :
a.         Pengaruh sifat-sifat fisik air laut yang ditentukan berdasarkan seberapa jahu pengaruh pasang air laut, seberapa jauh flora yang suka akan air akibat pasang tumbuh (water loving vegetation) dan seberapa jauh pengaruh air laut ke dalam air tanah.
b.    Pengaruh keadaan bahari (sosial), seberapa jauh konsentrasi ekonomi bahari (desa nelayan) sampai arah daratan.
Berdasarkan pada batasan wilayah pesisir, maka pesisir merupakan daerah yang mempunyai daerah yang terluas, sebab pesisir mencakup wilayah darat sejauh masih mendapat pengaruh air laut dan sejauh mana wilayah laut masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air dan sedimen). Pantai (shore) merupakan wilayah yang ada di antara pantai dan pesisir. Garis pantai (shore line) dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
a.       Fore shore adalah bagian pantai mulai dari muka air laut terendah sampai muka air laut pasang tertinggi (pasang naik)
b.      Back shore merupakan bagian dari pantai mulai dari muka air laut tertinggi sampai pada batas wilayah pesisir (coast)
c.         Off shore yaitu daerah yang meluas dari titik pasang surut terendah ke arah laut.
Faktor – faktor yang menentukan perkembangan pantai, antara lain :
1.        Gelombang, arus, dan pasang yang berlaku sebagai faktor pengikis, pengangkut, dan pengendap.
2.    Sifat daratan yang mendapat pengaruh proses – proses marine. Jadi, apakah berupa dataran rendah, curam, landai, dan bagaimana sifat batuannya.
3.        Perubahan relatif dari ketinggian muka air laut.
Air laut ketinggiannya selalu berubah-ubah. Hal ini mungkin berlaku lokal atau bisa pula berlaku untuk seluruh pantai di muka bumi. Berlaku lokal itu dapat terjadi akibat pengaruh pengangkatan / penurunan daratan yang hanya meliputi daerah yang sempit, sedangkan perubahan muka air laut yang berlaku bagi seluruh permukaan bumi dapat disebabkan oleh adanya 2 hal, yaitu :
a.    Pembekuan / pencairan es secara besar-besaran di daerah kutub.
b.    Karena adanya tampung laut yang berubah, misalnya karena terjadi penurunan / pengangkatan dasar laut yang luas sehingga permukaan air laut berubah secara keseluruhan.
4.     Faktor alami yang lain, seperti tumbuhnya binatang karang di daerah pantai, vulkanisme, dan lain-lain.
5.     Pengaruh manusia, misalnya pembuatan pelabuhan, reklamasi pantai, pengeringan rawa pantai, dan sebagainya yang kesemuanya dapat mempengaruhi perkembangan pantai.
v  Gelombang
Gelombang merupakan pergerakan air yang naik turun dan tidak mengalami pergerakan, baik maju maupun mundur. Angin merupakan faktor yang penting dalam munculnya gelombang, yaitu terutama oleh gesekan dan tekanan. Makin kencang angin bertiup, gelombang yang ditimbulkan semakin besar sehingga gerakan air laut berupa gelombang tersebut dapat mempengaruhi perkembangan pantai. Gelombang terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian punggung gelombang dan lembah gelombang. Dalam membicarakan tentang gelombang, ditemukan beberapa istilah, yaitu :
a.    Panjang gelombang, adalah jarak horizontal antar puncak gelombang.
b.    Tinggi gelombang, adalah jarak vertikal antara keduanya.
c.  Periode gelombang, merupakan waktu yang diperlukan untuk 2 punggung gelombang yang berurutan untuk melalui sebuah titik tertentu.
d. Kecepatan gelombang, adalah kecepatan bergeraknya gelombang dalam satuan waktu, misalnya 20 km / detik.
Ukuran gelombang yang menyangkut panjang, tinggi, periode, dan kecepatannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a.    Kecepatan angin berhembus
b.    Lamanya angin berhembus dan dalamnya laut
c.    Luasnya daerah tanpa penghalang pada tempat angin bertiup (fetch)
v  Arus Laut
Arus merupakan massa air laut yang secara terus menerus bergerak maju, turun, dan bergerak ke atas. Arus ini terjadi akibat adanya beberapa faktor, yaitu :
a.     Angin
Arus yang disebabkan oleh tiupan angin, merupakan arus permukaan yang disebut drift. Arus ini umumnya menyimpang ke arah kanan untuk di belahan bumi utara dan menyimpang ke kiri untuk belahan bumi selatan. Hal ini terjadi sebagai akibat dari adanya pengaruh rotasi bumi.
b.    Perbedaan Neveau Air Laut
Terjadi apabila angin berhembus secara terus menerus sehingga menyebabkan timbulnya arus. Arus tersebut terus bergerak sehingga terjadi pemindahan volume air laut ke suatu tempat dan pada tempat lain terjadi pengurangan volume. Dengan demikian suatu daerah volume bertambah berarti kelebihan air, oleh karena itu niveau air laut lebih tinggi, tekanan lebih tinggi, di samping itu terjadi pula arus pengisi / arus konpersasi.
c.     Perbedaan Temperatur, Salinitas, dan Kepadatan Air Laut
Perbedaan temperatur menyebabkan perbedaan kepadatan air yang mengakibatkan pula perbedaan salinitas, sehingga menyebabkan terjadinya aliran arus. Air yang lebih padat dan besar salinitasnya akan turun dan mengalir ke bawah yang disebut dengan arus bawah. Sebaliknya arus yang mengalir ke permukaan sebagai arus permulaan.
Kemampuan arus untuk mengerosi tidak seberapa besar dibandingkan dengan gelombang yang menghantam ke daratan di bagian shore line, beach, cliff, dan sebagainya. Akan tetapi mampu mengangkut bahan-bahan pada dasar laut dangkal. Oleh karena itu arus bekerja sebagai aktor yang penting dalam proses sedimentasi di pantai.
v  Pasang Naik dan Pasang Surut (Tide)
Gejala pasang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Massa matahari sebetulnya jauh lebih besar daripada bulan, dan juga matahari terletak jauh dari bumi. Oleh karena itu, gaya tarik bulan menyebabkan pasang terasa lebih besar dibanding dengan gravitasi matahari. Gejala pasang ini meliputi seluruh permukaan bumi, karena rotasi bumi, maka setiap hari di suatu tempat akan mengalami 2 kali pasang dan 2 kali surut yang periodenya antara 12 jam 25 menit.
Arus yang ditimbulkan oleh adanya pasang surut ini cukup besar, terutama jika daerah tersebut merupakan daerah yang sempit (teluk). Selain itu juga mempunyai kekuatan yang cukup besar hingga mampu mengangkut material untuk dibawa dan diendapkan di tempat lain. Oleh karena itu berperan dalam perkembangan pantai. Apakah pantai itu mengalami erosi / akresi.
v  Temperatur
Perubahan temperatur air laut disebabkan oleh perpindahan panas dari massa yang satu ke massa yang lainnya. Matahari mempunyai efek yang paling besar terhadap perubahan suhu permukaan laut. Kenaikan temperatur permukaan laut disebabkan oleh :
a.     Radiasi dari angkasa dan matahari
b.    Konduksi panas dari atmosfir
c.     Kondensasi uap air
Sedangkan penurunan temperatur permukaan laut disebabkan oleh :
a.     Radiasi balik permukaan laut ke atmosfir
b.    Konduksi balik panas ke atmosfir
c.     Evaporasi (penguapan)
Para Ahli Oseanografi membagi pola temperatur dalam arah vertikal menjadi tiga lapisan, antara lain :
1.    Well-mixed surface layer (10 - 500 m)
2.    Thermocline, lapisan transisi (500 - 1000 m)
3.    Lapisan yang relatif homogen dan dingin (> 1000 m)
4.    Lapisan Thermocline : Lapisan dimana kecepatan perubahan temperatur cepat sekali
Bentuk pola temperatur dalam arah vertikal sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : Posisi geografis daerah perairan, serta waktu, berkaitan dengan musim.
v  Salinitas
Lautan terdiri dari : air sebanyak 96,5 %, Material terlarut dalam bentuk molekul dan ion sebanyak 3,5 %, dan Material yang terlarut tersebut 89 % terdiri dari garam Chlor, sedangkan sisanya 11 % terdiri dari unsur-unsur lainnya. Salinitas adalah jumlah total material terlarut (yang dinyatakan dalam gram) yang terkandung dalam 1 kg air laut. Satuan salinitas : 0/00 (per mil). Faktor utama yang mempengaruhi perubahan salinitas, yaitu : Evaporasi (penguapan) air laut, Hujan, Mencair/membekunya es, dan Aliran sungai yang menuju ke laut. Para Ahli Oseanografi membagi pola salinitas dalam arah vertikal menjadi empat lapisan :
a.     Well-mixed surface zone, dengan ketebalan 50 - 100 m (salinitas seragam)
b. Halocline, zona dimana salinitas berubah dengan cepat sesuai dengan bertambahnya kedalaman
c.     Zona di bawah Halocline sampai ke dasar laut, dengan salinitas yang relatif  homogen
d.  Zona Berkala (Occasional Zone), pada kedalaman 600 - 1000 m, dimana terdapat nilai salinitas minimum

Salinitas air laut di seluruh wilayah perairan di dunia berkisar antara 33 - 37 0/00 , dengan nilai median 34,7 0/00 , namun di Laut Merah dapat mencapai 40 0/00. Salinitas air laut tertinggi terjadi di sekitar wilayah ekuator, sedangkan terendah dapat terjadi di daerah kutub, walaupun pada kenyataannya sekitar 75 % air laut mempunyai salinitas antara 34,5 0/00 - 35,0 0/00. Contoh nilai salinitas rata-rata untuk beberapa tempat : Atlantik : 34,90 0/00, Pasifik : 34,62 0/00, dan Indonesia : 34,76 0/00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar