Minggu, 28 Desember 2014

KERANG DARAH (Anadara granosa)


Kerang darah hidup di laut terutama di daerah litoral. Kerang darah hidup di dasar perairan yang berpasir. Kerang darah (Anadara granosa) masuk dalam kelas Lamellibranchiata bersama dengan tiram, remis, dan sebangsanya. Kerang darah berbentuk simetri bilateral, mempunyai cangkang setangkup. Kerang darah dan sebangsanya mempunyai dua cangkang di kedua sisi tubuh. Oleh karena itu, cangkang ini disebut tangkup (valve) yang jumlahnya dua buah sehingga sering dikenal dengan Bivalvia. Kerang darah memiliki kelamin yang terpisah, menyebar telur dan sperma ke air untuk pembuahan (Romimohtarto dan Juwana, 1999:184 ).
Berikut ini klasifikasi kerang darah menurut Romimohtarto dan Juwana (1999) sebagai berikut.
Phylum                        : Mollusca
Classis                         : Lamellibranchiata
Ordo                            : Arcoida
Familia                        : Arcidae
Subfamilia                   : Anadarinae
Genus                          : Anadara
Spesies                        : Anadara granosa 

Nama Indonesia          : Kerang darah          
      Pada dasarnya tubuh kerang darah pipih secara lateral dan seluruh tubuh tertutup dua keping cangkang yang berhubungan di bagian dorsal dengan adanya “hinge ligament” yaitu semacam pita elastik yang terdiri dari bahan organik seperti zat tanduk (conchiolin) sama dengan periostrakum, bersambung dengan periostrakum cangkang. Kedua keping cangkang pada bagian dalamnya juga ditautkan oleh sebuah otot aductor anterior dan sebuah otot aductor posterior, yang bekerja secara antagonis dengan hingge ligamen. Bila otot aduktor rileks, ligamen berkerut, maka kedua keping cangkang akan terbuka, di bawah hinge ligamen terdapat gigi atau tonjolam pada keping yang satu dengan lekukan atau alut pada keping yang lain (Suwignyo, 2005: 146). 

Kerang darah tidak memiliki radula seperti Gastropoda. Mereka mendapatkan makanan dengan cara menyaring dengan sistem sifon. Mereka tidak mempunyai kepala atau tentakel yang nyata. Cangkangnya terdiri atas tiga lapisan, yatu sebagai berikut (Romimohtarto dan Juwana, 2001: 184). Lapisan luar tipis, hampir berupa bahan seperti kulit, hanya lebih keras dan disebut periostracum. Lapisan kedua yang tebal, terbuat dari kalsium karbonat. Lapisan dalam terdiri dari “mother of pearl”, dibentuk oleh selaput mantel dalam bentuk lapisan tipis. Lapisan ini yang membuat cangkang menebal saat kerang bertambah tua. Bagian tertua dari cangkang terletak di gabungan engsel yang disebut umbo. Kedua cangkang membuka dan menutup oleh otot pengikat (adductor muscle).  
Periostrakum merupakan lapisan cangkang pada kerang darah yang paling luar, dan menutupi dua lapisan kapur atau lebih di bawahnya (di dalam). Lapisan luar kapur tersebut terdiri dari aragonit atau campuran aragonit dan calcite, yang tersusun sebagai bentuk prisma, bilah – bilah, atau lembaran – lembaran (mutiara, nacre), bentuk lensa atau bentuk lain yang lebih kompleks. Semua bentuk – bentuk tersebut selalu tertanam dalam suatu kerangka organik. Mantel pada Pelecypoda berbentuk jaringan tipis dan lebar, menutup seluruh tubuh dan terletak di bawah cangkang. Pada tepi mantel terdapat tiga lipatan tengah, dalam dan luar. Lipatan dalam adalah yang paling tebal, dan berisi otot radial dan otot melingkar. Lapisan tengah mengandung alat indera. Lapisan luar sebagai penghasil cangkang (Suwignyo, 2005: 147).
Pada umumnya kerang darah memperoleh makanannya dengan menyaring partikel-partikel yang terdapat dalam air laut. Insangnya mempunyai rambut-rambut getar yang menimbulkan arus yang mengalir masuk ke dalam mantelnya, sekaligus menyaring plankton makanannya dan memperoleh oksigen untuk respirasinya. Kerang darah bernafas dengan menggunakan insang yang terdapat dalam rongga mantelnya. Kerang-kerang yang hidup dengan cara membenamkan diri dalam pasir atau lumpur mempunyai tabung yang disebut sifon yang terdiri dari saluran untuk memasukan air dan saluran lainnya untuk mengeluarkan. Makin dalam kerang membenamkan diri, makin panjang sifonnya. Bentuk cangkang pada kerang mempengaruhi kedalaman kerang dalam membenamkan diri. Kerang darah (Anadara granosa) tidak menggali dalam-dalam tetapi hanya tepat dibawah permukaan (Nontji, 2005: 110). Berikut adalah fase hidup dari kerang darah.

 Kerang darah memiliki kaki yang berbentuk pipih secara lateral dan mengarah ke anterior sebagai adaptasi untuk meliang atau menggali substrat. Gerak kaki menjulur diatur oleh kombinasi tekanan darah dan otot protaktor anterior, dan gerak menarik kaki ke dalam cangkang oleh sepasang otot retraktor anterior dan posterior, untuk merayap dalam substrat lumpur dan pasir (Suwignyo, 2005: 149).
Menurut Benson et al. (2001), insang pada kerang darah terdiri atas banyak filamen yang berhubungan untuk membentuk lembaran atau lamellae. Masing-masing insang memiliki empat lamellae dan diposisikan dalam rongga mantel sedemikian rupa sehingga satu cabang dari bagian yang berbentuk huruf-W tadi berhubungan dengan mantel dan cabang lainnya berhubungan dengan bagian kaki atau visceral mass. Karena itu insang secara efektif membagi rongga mantel ke dalam beberapa rongga. Rongga yang besar di bawah insang disebut rongga inhalent, sedangkan rongga di atas insang merupakan rongga exhalent
    Beberapa kerang jenis Bivalvia, seperti kerang darah, permukaan insangnya meluas karena membentuk lipatan (plica). Ini merupakan adaptasi untuk dapat hidup pada substrat yang kasar. Plica pada permukaan insang tersebut memungkinkan filtrasi untuk partikel besar, sementara silia pada filamen berfungsi untuk filtrasi partikel yang lebih halus. Struktur filament dibedakan menjadi filamen utama dan biasa, maka disebut insang heterorhabdic. Filamen utama terletak  di palung dari lipatan, terpisah satu sama lain dengan jumlah 10-20 filamen biasa. Berbeda dengan insang homorhabdic yang hanya memiliki sebuah filamen (Golsing, 2002: ).
Beberapa jenis kerang paling populer di Indonesia adalah kerang darah (Anadara granosa), kerang gelatik (Anadara pilula), kerang bulu (Anadara antiquata). Kerang darah terdapat di pantai laut pada substrat lumpur berpasir dengan kedalaman 10 m sampai 30 m. Semua spesies kerang tersebut biasanya dijajakan sebagai kerang rebus atau di buat sate kerang. Dilihat dari harganya kerang darah termasuk salah satu kerang yang sangat ekonomis karena harganya murah kira-kira 7.000/kg. Selain itu, kerang darah juga memiliki rasa yang enak dan mengandung protein yang tinggi (Suwignyo, 2005: 158). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar