Minggu, 28 Desember 2014

MAKALAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN (PENGLING)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya ( Undang-undang no. 23 tahun 1997 ).
Peran manusia dalam lingkungan hidup ini sangat besar, karena manusia telah diberikan akal untuk berfikir bagaimana cara untuk mengelola bumi agar daya tampung bumi untuk menopang kehidupan manusia dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama. Dalam setiap aktivitasnya manusia selalu membutuhkan air, udara, dan teknologi. Pada zaman dahulu, manusia menggunakan teknologi konvensional seperti berburu, beternak, dan meramu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Lalu seiring bertambahnya zaman, pola pikir manusia pun semakin maju. Hal ini terlihat di abad 21 ini manusia mulai membuat inovasi-inovasi terhadap teknologi yang dimaksudkan untuk lebih mempermudah hidup manusia. Misalnya saja, dahulu orang menggunakan sepeda, sampan, dan balon udara untuk bepergian ke tempat-tempat yang jauh, tetapi seiring bertambahnya zaman manusia mulai mencari cara bagaimana agar jarak yang jauh itu bisa ditempuh dalam waktu singkat dan aman hingga akhirnya dibuatlah motor, mobil, kapal, jet, pesawat terbang yang teknologinya sangat rumit dan canggih. Begitu pula di bidang telekomunikasi sekarang banyak beredar jenis handphone dengan berbagai model, mulai dari yang hanya digunakan untuk telepon dan mengirim pesan saja sampai ada yang untuk internet, menonton televisi, dan mendengarkan radio. Belum lagi perkembangan teknologi yang melanda bidang industri, yang diawali dengan ditemukannya sumber energi lain ( sumber alternative pengganti migas ) , dibuatnya robot dan alat canggih lainnya seperti cor, dan diproduksinya bahan-bahan yang tidak dapat membusuk seperti plastik, karet, kaleng, dan botol. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi itu tidak hanya membawa dampak positif saja, tetapi juga diiringi dengan munculnya dampak negatif. Contohnya saja, akhir-akhir ini suhu di bumi menunjukkan adanya peningkatan karena terjadi global warming. Pemanasan global ini terjadi karena kenaikan rata-rata konsentrasi karbondioksida ( CO2 ) secara perlahan-lahan sebab pembakaran kurang sempurna bahan bakar fosil. Peningkatan CO2 menimbulkan efek rumah kaca. Kemudian dengan makin besarnya jumlah populasi manusia, makin banyak pula kebutuhan yang harus dipenuhi, dan hal ini mendorong bermunculannya pabrik-pabrik yang memproduksi kebutuhan manusia. Akat tetapi, sangat disayangkan sekali banyak pabrik di Indonesia itu tidak sehat, karena tidak ditunjang dengan IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ) dan tidak adanya daur ulang limbah hasil produksi, bahkan limbah itu langsung dibuang ke aliran irigasi ( selokan, sungai ) sehingga sungai itu menjadi berwarna hitam, bau, dan kotor. Padahal sungai ini masih banyak digunakan manusia untuk MCK, mencuci pakaian, dan bisa dibayangkan apa yang akan terjadi pada kesehatan manusia jika mengkonsumsi air tersebut. Selain itu, asap pabrik itu sangat berbahaya apabila terhirup manusia, karena dapat menimbulkan iritasi alat-alat pernapasan. Dan masih banyak lagi kasus yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan.
Oleh karena itu, pada laporan ini kami dari kelompok 6 akan mencoba meneliti pencemaran lingkungan yang terjadi di daerah Kaligawe, Semarang. Dan diharapkan setelah membaca laporan ini pembaca bisa lebih kritis dan tanggap terhadap perubahan lingkungan yang melanda bumi dan alam semesta seisinya.

B. Permasalahan
Adapun permasalan yang akan kami bahas pada laporan ini, antara lain :
1.  Pencemaran lingkungan apa saja yang terjadi di daerah Kaligawe, dan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya pencemaran lingkungan tersebut
2.    Apa pengaruh berbagai pencemaran tersebut terhadap pola hidup masyarakat, keseimbangan lingkungan, dan kesehatan masyarakat
3.  Usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan, baik oleh masyarakat sekitar ataupun dari pemerintah daerah/kota untuk mengatasi pencemaran lingkungan di daerah Kaligawe tersebut
C. Tujuan
            Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui jenis-jenis pencemaran lingkungan yang terjadi di daerah Kaligawe
2.   Mengetahui faktor-faktor yang memicu munculnya berbagai pencemaran lingkungan hidup. Terutama di daerah Kaligawe
3.      Mengetahui dampak-dampak yang ditimbulkan dari pencemaran lingkungan
4. Mengetahui usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi pencemaran lingkungan
  

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pencemaran Lingkungan yang Terjadi Di Daerah Kaligawe
            Dewasa ini perkembangan teknologi di Indonesia berjalan dengan sangat cepat. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya alat-alat modern yang ada dan maraknya industrialisasi. Mulanya, teknologi ini diciptakan untuk mempermudah kehidupan manusia tetapi di dalam perjalannya ternyata teknologi juga menimbulkan efek negatif bagi kehidupan manusia itu sendiri. Misalnya saja, di daerah Pelabuhan Tanjung Mas dimana dermaga yang ada terletak lebih rendah daripada muka laut, sehingga akan menyebabkan terjadinya rob. Di daerah ini hampir setiap kali terjadi pasang air laut, dapat dipastikan airnya akan meluap dan meresap ke dalam tanah dalam jumlah besar dan air ini akan masuk ke beberapa sungai di Semarang, dank arena rembesan air ini terlalu banyak, maka sungai akan meluap dan membanjiri wilayah di sekitar sungai tersebut. Salah satunya adalah di Daerah Kaligawe.
            Di Kaligawe rob terjadi hamper setiap hari, dan biasanya air akan menggenangi jalan raya, bahkan sampai masuk ke rumah-rumah warga. Menurut warga di daerah ini, rob yang terjadi disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan, sehingga mereka dengan seenaknya membuang sampah ke sungai. Akibatnya, sungai akan dangkal sehingga apabila terjadi pasang air laut maka sungai tidak akan mampu menampung air rembesan ini dan air sungai akan meluap ke daerah sekitarnya. Di samping itu, rob juga bisa disebabkan oleh konsolidasi tanah di bawah kota Semarang yang belum tuntas, umur tanah yang masih muda sehingga cenderung labil dan akan terus mengalami pemadatan serta penurunan, atau bisa juga disebabkan karena pengambilan air bawah tanah secara berlebihan, baik untuk industri ataupun untuk air minum sehingga terjadi penurunan permukaan air tanah. Namun, rob yang terjadi di Kaligawe ini tidak separah dengan yang terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Mas, kerena letaknya lebih dekat maka daerah in pun lebih besar dan lebih tinggi genangan airnya. Selain beberapa faktor di atas, rob juga bisa terjadi karena padatnya pemukiman sehingga tanah yang seharusnya digunakan sebagai tempat resapan air justru tertutupi oleh aspal ( jalan raya ) dan rumah-rumah penduduk yang saling berdekatan satu sama lain.
            Selain rob, di Kaligawe juga masih banyak masalah pencemaran lain yang tidak kalah memprihatinkan, seperti masalah sampah yang menumpuk dan air selokan yang berbau tidak sedap. Di Kaligawe, sebagian besar dalam satu rumah tangga terdiri dari 5 orang. Dan dari informasi dari salah satu petugas TPS, diketahui bahwa dalam satu hari setiap orang bisa menghasilkan 300 kg sampah. Di daerah ini ada lebih dari 50 rumah tangga sehingga dapat dibayangkan berapa banyak sampah yang akan dihasilkan. Biasanya sampah yang terkumpul oleh petugas TPS akan dipisah-pisahkan antara sampah organik dan anorganik. Untuk sampah organik, setelah dipisahkan lalu dimasukkan ke dalam container dan selanjunya dibuang ke TPA Pucung di Jalan Untung Suropati. Sedangkan sampah anorganik seperti kaleng, botol, aqua gelas, dan aqua botol ini akan dikumpulkan lalu dijual ke pengumpul dengan harga 3000/kg. namun, sangat disayangkan sekali karena minimnya jumlah petugas TPS menyebabkan sering terjadinya keterlambatan dalam proses pemisahan dan pengiriman sampah sehingga akan terjadi penumpukan sampah. Selain itu, rata-rata masyarakat di daerah ini kurang mengerti arti pentingnya kebersihan bagi kehidupan manusia sehingga masyarakat sering terlambat dalam membayar iuran sampah. Akibatnya, petugas TPS pun enggan untuk mengambil sampah mereka dan dibiarkan menumpuk begitu saja. Dampak lain yang timbul adalah jika musim hujan tiba, maka sampah ini nantinya akan terbawa oleh aliran air dan masuk ke selokan, jadinya air selokan di sini juga tertutup sampah dan mengeluarkan bau tidak sedap seperti gas H2S dan Amoniak yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Di samping itu, sampah yang menumpuk juga berakibat buruk pada sumur-sumur warga yang menjadi tidak layak konsumsi walaupun jernih dan tidak berbau, tetapi apabila dikonsumsi akan sakit perut. Yang lebih parah lagi, di sekitar TPS yang sangat kumuh ini masih ada beberapa orang yang tinggal di sana.
            Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun kering, plastic, dan lain-lain. Jenis sampah dapat dibedakan berdasarkan :
1. Sumbernya, dibedakan menjadi :
·         Sampah Alam, yang berasal dari kehidupan liar seperti daun kering
·         Sampah Manusia, berupa hasil dari pencernaan manusia seperti urin dan feses
2. Sifatnya, dibedakan menjadi :
·   Sampah Organik ( sampah basah ), yang sifatnya dapat diuraikan oleh mikroorganisme pengurai. Contohnya sisa sayuran, buah, daun, dan lain-lain
·      Sampah anorganik ( sampah kering ), sifatnya sukar teruraikan oleh mikroorganisme pengurai. Contohnya botol, kaleng, plastik dan lain-lain
( Soerjani, 1987 )

B. Dampak Negatif yang Diakibatkan oleh Pencemaran Lingkungan Di Kaligawe
            Polusi adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktifitas manusia atau proses alami. Dan segala sesuatu yang menyababkan polusi disebut polutan. Dampak adalah setiap perubahan yang terjadi di dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia. Dampak lingkungan adalah perubahan lingkungan yang disebabkan oleh suatu kegiatan. ( Harsoyo, 2006 )
            Dari hasil pengamatan di Kaligawe dapat diketahui beberapa dampak yang disebabkan oleh rob, sampah yang menumpuk, dan air selokan yang berbau tidak sedap yaitu sebagai berikut :
1.      Dampak Ekologi/Lingkungan
      Bila industri besar membuang limbahnya ke sungai, maka semua sungai yang bermuara di laut akan menumpahkan limbahnya ke laut. Sudah tidak khayal lagi laut dan pesisir sebagai kawasan pariwisata akan hancur dan suram karena pencemaran. Rusaknya pesisir yang utama disebabkan oleh hancurnya hutan bakau yang berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap gelombang laut, penahan angin, dan memberikan perlindungan berbagai jenis biota laut seperti ikan, udang, kepiting, dan lain-lain. ( Siswanto, 2005 )
      Setiap hari jumlah penduduk di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan yang besar, tetapi karena lahan yang ada tidak mencukupi akhirnya manusia mulai mencari cara bagaimana memperoleh lahan buatan. Salah satunya dengan melakukan reklamasi pantai. Reklamasi pantai yaitu proses perubahan fungsi lautan menjadi daratan dengan cara mengeruk lumpur yang ada di sungai untuk kemudian digunakan sebagai penutup pada bibir pantai. Dan karena jumlah tanah atau lumpur yang dibutuhkan banyak, maka akan berakibat pada pendangkalan sungai. Contohnya daerah pelabuhan Tanjung Mas. Di sini lahan hasil reklamasi pelabuhan Tanjung Mas dibangun pemukiman penduduk menyebabkan terjadinya banjir pada musim hujan dan yang disebabkan oleh air pasang laut ( rob ) karena tidak semua air hujan bisa terserap dalam tanah, tetapi sebagian ada yang menjadi air larian ( run off ) yang berpotensi menimbulkan rob, seperti di Kaligawe. Rob di Kaligawe menyebabkan jalan raya tergenang, bahkan terkadang sampai masuk ke dalam rumah. Lingkungan menjadi tidak indah, airnya keruh, dan apabila bercampur dengan air selokan bisa menjadikan penyakit kulit.
      Jumlah sampah yang sangat banyak, ketika hujan cairan dari rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase ( sungai ) akan mencemari air. Dan bila sampah dibuang ke sungai, akan menutupi permukaan sungai, sehingga menghalangi penetrasi cahaya matahari ke dalam air. Akibatnya, tumbuhan air tidak bisa melakukan proses fotosintesis yang menyebabkan turunnya kadar oksigen, dan karena jumlah O2 yang ada sedikit, maka organisme air seperti ikan banyak yang mati. Lalu endapan bahan organik di dasar sungai akan mengubah tekstur substrat dan menimbulkan habitat yang tidak sesuai bagi biota endemik di perairan.
 2.      Dampak Kesehatan
      Rob yang menggenangi tanah dapat mengakibatkan munculnya berbagai penyakit kulit, karena air ini mengandung berbagai jenis bakteri dan virus. Rob ini jika jumlahnya sangat banyak dan bercampur dengan air selokan maka bisa digunakan sebagai tempat perkembangbiakkan nyamuk demam berdarah, malaria, yang jika masuk ke perumahan warga bisa mengakibatkan munculnya wabah demam berdarah. Ada juga karena air rob ini mengairi seluruh daerah pemukiman warga, maka bisa menimbulkan penyakit pess akibat tercampur dengan air seni tikus. Jumlah sampah yang menumpuk bisa menimbulkan gangguan besar bagi organisme perairan serta terbentuk gas amonia yang nantinya merusak indera penciuman. Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3, berupa gas dengan bau tajam yang khas.
 3.      Dampak Ekonomi
      Dengan lingkungan yang kotor, banyak sampah-sampah yang tidak pada tempatnya menyebabkan sarang berbagai penyakit. Dan pengaruhnya terhadap kondisi ekonomi biasanya biaya yang dikeluarkan karena sakit. Uang yang seharusnya untuk makan, tapi karena sakit maka harus dialihkan untuk membeli obat. Rata-rata penduduk di Kaligawe termasuk golongan menengah bahkan ada beberapa yang ekonominya masih rendah, jadi jika sakit mereka hanya berobat ala kadarnya saja. Selain itu, biaya yang dikeluarkan untuk mencegah kerusakan harta benda misalnya untuk membeli karung dan pasir guna dijadikan penghalang air rob masuk ke rumah juga turut mengurangi bagian uang untuk makan. Karena kurangnya kesadaran warga dalam membuang sampah pada tempatnya akan menjadikan rob yang timbul bertambah parah, dan biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk memperbaiki fasilitas umum yang rusak akibat genangan rob semakin membengkak. Jadi, biaya yang seharusnya bisa digunakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan justru dialihkan untuk membeli lebih banyak gerobak sampah yang harganya sangat mahal.
 4.      Dampak Sosial Budaya
      Dari hasil pengamatan di daerah Kaligawe ini, dapat diketahui bahwa lingkungan yang senantiasa tergenang air ( rob ), kotor, sampah dimana-mana dan berbau tidak sedap akan membuat warga di daerah ini menjadi lebih mudah  mengalami stress ( ketegangan batin ) dan menjadi malas untuk melakukan berbagai aktivitas di luar rumah.

LANDASAN TEORI
       Pencemaran lingkungan adalah perubahan yang tidak diinginkan mengenai karakter fisik ( biotic atau abiotik ), kemis ( senyawa-senyawa kimia ), dan biologis dari udara, air, atau tanah yang dapat merugikan kesehatan, kehidupan, atau aktivitas manusia dan organisme hidup lainnya. (Miller, 1986)
      Pencemaran air terjadi apabila substansi kondisi ( termasuk panas ) menurunkan kualitas badaan air sehingga air tidak dapat memenuhi kualitas standar atau tidak dapat digunakan untuk tujuan tertentu.  ( Harsoyo, 2006 )
      Limbah sebagai bagian dari lingkungan abiotik, merupakan salah satu mata rantai pemindahan energi dan materi di antara komponen komunitas, secara alamiah alam cenderung mendahulukan buangan yang lebih mudah untuk dirombak sedangkan selebihnya dalam batas-batas tertentu akan ditenggang oleh alam. Akan tetapi, bila kuantitas limbah yang tidak mudah dirombak mulai membengkak, tentunya kesetimbangan dinamis tadi tidak dapat lagi dipertahankan. Di sinilah andil tanah sebagai pemeran pembantu dalam meredam kegoyahan di  lingkungan, sebagai system penyaring, penyangga, maupun sebagai sistem transformasi bahan pencemar ( limbah ). ( Schoeder, 1984 )

C. Usaha-usaha  Untuk Mengatasi Berbagai Macam Pencemaran Lingkungan  yang Ada di Kaligawe
      Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui para warga sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah rob, yakni dengan menggali lubang di tanah sebagai tempat bagi aliran air hujan sehingga ketika hujan air tidak menggenang dan ada juga warga yang meninggikan permukaan tanah rumahnya agar ketika terjadi rob, air tidak sampai masuk ke dalam rumah. Begitu pula dari pihak pemerintah ( dalam hal ini Pemerintah Kota Semarang ) sudah membuat beberapa buah tumpukan karung plastik yang berisi pasir untuk mencegah air rob masuk ke pemukiman warga. Namun, karena banyaknya rob yang ada dan alirannya yang deras, maka hanya membuat usaha tersebut sia-sia belaka dan rob tetap bebas menggenangi wilayah Kaligawe, dan hal ini terjadi hamper setiap hari sehingga lama-kelamaan warga menjadi terbiasa dengan kondisi seperti ini sambil terus menanti sikap dari pemerintah yang lebih serius dalam menangani kasus ini. Lalu untuk mengurangi jumlah sampah yang ada di daerah Kaligawe, pemerintah telah membeli beberapa buah gerobak sampah baru dan telah memberikan gaji bulanan kepada para petugas TPS. Akan tetapi, gaji yang diberikan masih minim sehingga daya hidup petugas TPS pun menjadi kurang memadai, bahkan sampai ada petugas TPS yang membangun rumah di atas tumpukan sampah, dan sangat rawan akan terjangkit beberapa penyakit.
  
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
      Adapun kesimpulan dari laporan ini antara lain :
1.      Di daerah Kaligawe terjadi pencemaran lingkungan berupa rob, sampah yang menumpuk, dan air selokan yang berbau tidak sedap
2.  Dampak negatif akibat pencemaran lingkungan yang terjadi di Kaligawe meliputi : Dampak Ekologi ( lingkungan menjadi kotor dan tidak sedap di pandang mata ), Dampak Kesehatan ( munculnya berbagai penyakit seperti DBD, malaria, pess, dan penyakit kulit serta iritasi pernapasan lainnya ), dampak Ekonomi ( bertambahnya pengeluaran warga untuk membeli atau membuat alat-alat yang dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan ), dan Dampak Sosial Budaya ( warga menjadi mudah stress, dan menjadi malas untuk melakukan aktivitas di luar rumah akibat lingkungannya kotor)
3.   usaha-usaha yang dilakukan warga untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan di daerah Kaligawe yaitu dengan menggali lubang di tanah untuk mengalirkan air ke sungai, lalu usaha dari pemerintah kota semarang masih sangat minim yakni dengan memberi tumpukan karung berisi pasir dan menambah jumlah gerobak sampah
4.    Rob yang terjadi di Kaligawe akibat luapan air pasang dari Pelabuhan Tanjung Mas. Sampah yang menumpuk disebabkan karena kurangnya kesadaran warga akan pentingnya kebersihan dank arena kelesuan dari para petugas TPS dalam menjalankan tugasnya akibat minimnya gaji yang diterima, dan karena banyaknya sampah, maka ketika turun hujan akan membuat air selokan berwarna hitam, berbau tidak sedap, dan berwarna hitam 

B.  Saran
Setelah mengetahui permasalahan yang terjadi, maka kami dapat memberikan beberapa saran, sebagai berikut : 
1.      Pemerintah harus mengkaji ulang proyek reklamasi pantai di daerah Pelabuhan Tanjung Mas.
2.  Warga harus meningkatkan kesadarannya dalam membuang sampah di tempatnya dan jangan membuang sampah di sungai serta warga harus tepat waktu dalam membayar iuran sampah. Pemerintah harus sering melakukan sosialisasi tentang dampak negatif yang akan ditimbulkan apabila membuang sampah sembarangan.

3.  Melakukan penyemprotan pada tempat-tempat yang kumuh dan penuh dengan sampah guna menghindari terjadinya wabah DBD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar