KANDUNGAN PROTEIN DAN ANTIOKSIDAN YOGHURT SUSU KEDELAI
DENGAN INOKULASI BAKTERI Lactobacillus bulgaricus DAN PENAMBAHAN
EKSTRAK BUAH NANGKA (Artocarpus heterophyllus)
Nurcholifah
Jurusan SI Pendidikan
Biologi, Fakultas FPMIPA, IKIP PGRI Semarang.
Jalan Sidodadi Timur no.
24/ dr.Cipto Semarang 50125
ABSTRACT
Soyghurt is a health drink that is rich probiotics, prebiotics and nutrition.
The unpleasant soyghurt of the fermentation process makes obstacle to consuming
these beverages, therefore necessary the addition of natural’s odour. This
study aims to determine the number of inoculations bacteria Lactobacillus
bulgaricus and the addition of fruit extract of jackfruit (Artocarpus
heterophyllus) on protein content and antioxidants in soy milk yogurt. The study
begins with the fermentation of soy milk and then proceed with the making
soyghurt. With independent variables that bacterial inoculation of 5%, 10% and
the addition of fruit extract of jackfruit 0%, 5%, 10%. Factorial analysis
results RAL and Multiple Linear Regression showed that there was a significant
effect on the number of inoculated bacteria Lactobacillus bulgaricus and the
addition of fruit extract of jackfruit (Artocarpus heterophyllus) on
antioxidants contenst in soy milk yogurt.
Key words: protein,
antioxidants, soyghurt, jackfruit.
ABSTRAK
Yoghurt susu kedelai merupakan minuman kesehatan yang kaya probiotik,
prebiotik dan nutrisi. Aroma langu pada yoghurt susu kedelai dari proses fermentasi menjadi
kendala dalam mengkonsumsi minuman ini, oleh karena itu perlu penambahan aroma
alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah inokulasi
bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
penambahan ekstrak buah nangka (Artocarpus heterophyllus) terhadap kandungan protein dan antioksidan
pada yoghurt susu kedelai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 6
perlakuan dan 3 ulangan, yaitu dosis
inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus 5% dan 10% serta penambahan ekstrak buah
nangka 0%, 5% dan 10%. Hasil inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan penambahan ekstrak buah nangka (Artocarpus heterophyllus) menunjukan pengaruh signifikan terhadap kandungan
antioksidan pada yoghurt susu kedelai.
Kata – kata kunci: protein, antioksidan, soyghurt, nangka.
PENDAHULUAN
Yoghurt adalah produk susu fermentasi
berbentuk semi solid yang dihasilkan melalui proses fermentasi susu dengan
menggunakan bakteri asam laktat (Hidayat, 2006). Disamping dapat dibuat dari
susu sapi, yoghurt dapat dibuat dari bahan yang lebih murah yaitu kedelai,
tepatnya dari susu kedelai. Yogurt tersebut dikenal sebagai soygurt (Winarno,
1993). Yogurt merupakan salah satu
produk makanan yang sangat populer saat ini. Selain sebagai makanan, produk
yang dibuat dari susu ini dianggap sebagai produk yang dapat membantu
pencernaan, mencegah diare, mencegah peningkatan kadar kolesterol darah yang
terlalu tinggi, bahkan dinyatakan dapat membantu melawan kanker (Chandan & Shahani 1993).
Dibandingkan dengan susu sapi, soygurt
mempunyai beberapa keuntungan yang lebih sedikit memerlukan bibit (starter),
pembuatanya dapat dilakukan pada suhu kamar biasa dan kaya akan cita rasa, dan
apabila dibuat sendiri hanya memerlukan harga 1/6 dari harga yogurt dipasaran,
apabila dilihat dari nilai gizinya soyghurt mengandung kadar protein lebih
tinggi dari pada yoghurt (Winarno, 1993).
Soyghurt mepunyai aroma langu oleh
karena itu penambahan sari buah atau buah terbukti lebih disukai masyarakat
karena rasa, aroma, flavor dan kandungan gizinya akan meningkat. Salah satu
buah yang dapat ditambahkan adalah buah nangka. Buah nangka merupakan buah
dengan rasa manis dan mempunyai aroma khas yang banyak disukai oleh masyarakat.
Menurut Verheij (1997: 97), kandungan gizi yang dimiliki buah nangka antara
lain, seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, dan
kalium akan menambah nilai yang terkandung dalam soyghurt.
Adapun parameter yang diamati dalam
penelitian ini adalah kandungan protein dan antioksidan setelah ditambah ekstrak
buah nangka. Protein dan antioksidan penting
bagi tubuh kita. Protein berfungsi sebagai zat pembangun dan memelihara sel
tubuh, sedangkan antioksidan berfungsi sebagai zat penangkal radikal bebas yang
mampu mencegah kanker.
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh jumlah inokulasi bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan penambahan ekstrak buah nangka (Artocarpus
heterophyllus) terhadap kandungan protein dan antioksidan pada
yoghurt susu kedelai.
MATERIAL DAN METODE
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Faktorial.
dengan 6 perlakuan yaitu
A1B0= 100 ml susu
kedelai cair + 5% bakteri Lactobacillus bulgaricus + 0% ekstrak buah nangka; A1B1=
100 ml susu kedelai cair + 5% bakteri Lactobacillus bulgaricus + 5% ekstrak buah nangka; A1B2:
100 ml susu kedelai cair + 5% bakteri Lactobacillus bulgaricus +10% ekstrak buah nangka; A2B0= 100 ml susu kedelai
cair + 10% bakteri Lactobacillus bulgaricus + 0% ekstrak buah nangka; A2B1= 100 ml
susu kedelai cair + 10% bakteri Lactobacillus bulgaricus + 5% ekstrak buah nangka; A2B2=
100 ml susu kedelai cair + 10% bakteri Lactobacillus bulgaricus + 10% ekstrak buah nangka. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3
kali sehingga ada 18 unit percobaan.
Pelaksanaan penelitian diawali dengan
pembuatan susu kedelai di Laboratorium Biologi IKIP PGRI Semarang yang kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan soyghurt di Laboratorium
Mikrobiologi Akademi Kimia Industri (AKIN). Waktu
penelitian dilaksanakan mulai 1 Desember 2011 sampai dengan 1 April 2012. Dilanjutkan dengan analisis kandungan
protein menggunakan metode kjeldahl dan antioksidan menggunakan metode AAS
spectrophotomer di Laboratorium Ilmu Pangan, UNIKA. Data
dianalisis dengan Anava dilanjutkan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD) dan uji
Regresi Linear Berganda.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini,
antara lain : Nangka, Susu kedelai, Gula
(laktosa), Metylen blue, Indikator univerasl., Benang kasur, Nutrient agar, Biakan
Lactobacillus bulgaricus. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Tabung reaksi, gelas ukur, timbangan, pipet tetes, pembakar tiga kaki, beaker
glass, corong saring, termometer, pengaduk, cawan petri, labu erlenmeyer, botol
kaca, plastik penutup, objek glass dan desk glass, mikroskop, jarum ose,
pressure cooker, inkubator, oven listrik, blender, gelas organoleptik, inkas
dan kompor gas.
Prosedur
pembuatan susu kedelai adalah biji dibersihkan dari kotoran lalu dicuci sampai bersih. Kotoran dan
biji yang mengapung harus dibuang. Pencucia dilakukan sampai air bilasan tampak
jernih., biji direndam di dalam air selama 8 jam. Air diganti setiap 2 jam.
Setelah itu kedelai ditiriskan, kedelai
dimasukkan kedalam air mendidih. Hal ini menyebabkan suhu air turun, besar api
diatur sehingga suhu bertahan antara 85°C sampai 90°C. Perendaman didalam air
panas ini berlangsung selama 10 menit. Setelah
itu, kdelai diangkat dan didinginkan dengan air mengalir, kemudian ditiriskan, air bersih
dipanaskan sampai suhunya 90°C. Jumlah air adalah 6 kali berat kedelai kering.
Suhu ini dipertahankan selama proses berlangsung, biji kedelai
dihaluskan dengan blender sampai menjadi bubur kedelai. Penggilingan dilakukan
sambil ditambahkan air panas. Jika air panas yang disediakan tidak habis untuk
menggiling, sisa air dicampukan dengan bubur kedelai, kemudian diaduk selama 3
menit, bubur kedelai disaring
dan diperas dengan kain saring
rangkap dua. Cairan yang diperoleh disebut sebagai susu kedelai mentah, susu kedelai mentah
dipanaskan pada suhu 80°C selama 30 menit sambil diaduk dan ditambahkan gula.
Tiap 1 liter susu kedelai ditambah dengan 100-150 gram gula. Jika berbuih, maka
buih tersebut dibuang. Setelah itu, susu kedelai didinginkan sampai suhu 40°C.
Setelah itu susu
kedelai difermentasi susu
kedelai hangat ditambahkan dengan starter Lactobacillus
bulgaricus 5% dan 10%. Setelah itu, dilakukan pengadukan samapai
gumpalan satarter larut semua. Selanjutnya susu kedelai tersebut dimasukkan ke
dalam botol kaca, susu tersebut disimpan
di dalam inkubator pada suhu 45°C selama 5 jam atau pada suhu kamar selama 24
jam. Hasil fermentasi disebut soyghurt. Soyghurt ditambah ekstrak buah nangka dengan persentase 0%, 5%, 10% kemudian diinkubasi kembali selama 24 jam
(Cahyadi, 2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan Protein
Berdasarkan Analisis Sidik Ragam inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan penambahan ekstrak buah nangka
memberikan pengaruh terhadap kandung protein pada yoghurt susu kedelai.
Tabel 1. Analisis Sidik Ragam Kandungan Protein Yoghurt Susu Kedelai
Sumber Keragaman (SK)
|
F Hitung
|
|
Perlakuan
|
3,483b
|
|
Inokulasi
Bakteri (A)
|
5,632b
|
|
Ekstrak
Nangka (B)
|
3,087c
|
|
A
x B
|
2,804c
|
Keterangan :
a
= sangat singnifikan (sangat beda nyata) pada taraf nyata 1%
b
= signifikan (beda nyata) pada
taraf 5%
c = tidak signifikan (tidak beda nyata) pada
taraf nyata 5% dan 1%
Berdasarkan tabel 1. diketahui ada pengaruh signifikan
inokulasi bakteri Lactobacillus
bulgaricus terhadap kandungan protein pada yoghurt susu kedelai. Selanjutnya dilanjutkan dengan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD).
Perlakuan
|
Rataan hasil
|
Nilai UJGD 5%
|
Selisih rata-rata nilai tiap perlakuan
|
|||
A2
|
A1
|
|
|
|||
A2
|
2,613
|
-
|
-
|
-
|
||
A1
|
2,342
|
0,195
|
0,271a
|
-
|
Tabel 2. Pengujian Pengaruh Sederhana Perbedaan Dua Rata –rata Inokulasi Bakteri pada Perlakuan B1
(Dosis Ekstrak
Nangka 5%)
Keterangan :
a : Beda nyata (signifikan) pada taraf 5%
Hasil uji UJGD perbedaan dua rata –rata inokulasi bakteri pada dosis ekstak nangka yang sama didapatkan hasil
sebagai berikut: Perlakuan A2 dibandingkan dengan A1 pada penambahan ekstra nangka 5% didapatkan hasil 0,271 lebih besar dari
pada UJGD 5% (0,195) maka perbedaan yang diamati nyata
(signifikan).
Pada gambar 1. dapat dilihat bahwa kandungan protein memberikan hasil yang tertinggi pada perlakuan A1B0 yaitu (A1B0
= 2,648) sedangkan yang paling rendah terdapat pada perlakuan A1B1 yaitu (A1B1
=2,342).
Peningkatan
kandungan protein dipengaruhi oleh bahan dasar yoghurt. Bahan dasar yang
digunakan dalam peneliatian ini adalah kedelai dengan penambahan ekstrak buah
nangka. Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati yang tinggi hal ini
sesuai dengan pendapat Hartoyo (2005), kedelai utuh
mengandung 35%- 40% protein, paling tinggi dari segala jenis kacang- kacangan. Sedangkan
kandungan protein pada buah nangka menurut Verheij (1997 : 97 ) adalah 1,3-2 g.
Peningkatan kandungan protein juga disebabkan oleh aktivitas mikroba yang mampu mensintesis beberapa enzim dan
mampu memperbanyak diri. Fermentasi akan meningkatkan jumlah Lactobacillus bulgaricus yang ada pada
yoghurt. Semakin banyak jumlah mikrobia yang sesuai dengan jumlah nutrisi di dalam soyghurt maka akan
semakin tinggi kandungan proteinnya karena sebagian besar komponen penyusun
mikrobia adalah protein. Hal ini sesuai pendapat Yusmarini
dan Raswen (2004 : 107) semakin banyak jumlah mikroba yang terdapat di dalam yoghurt
maka akan semakin tinggi kandungan proteinnya karena sebagian besar
komponen penyusun mikroba adalah protein. Protein yang terdapat pada yoghurt
merupakan jumlah total dari protein bahan yang digunakan dan protein
bakteri asam laktat yang terdapat di dalamnya.
Pada Penambahan ekstrak nangka
mempengaruhi proses fermentasi yang dilakukan oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus. Hal ini dikarenakan adanya kandungan
karbohidrat pada buah nangka yang tinggi. Menurut Verheij (1997: 97) tingginya
kandungan karbohidrat buah nangka adalah
18,9-25,4 gram.
Pada awal fermentasi bakteri mengalami masa adaptasi,
pertumbuhan bakteri rendah karena energi digunakan bakteri untuk merombak
karbohidrat menjadi gula sederhana. Menurut Yulianti (2009) Jika konsentrasi
glukosa lebih besar maka kecepatan fermentasi akan menurun, dan akan menghambat
aktivitas mikroba, sehingga waktu fermentasi berjalan lebih lama. Hal ini
terjadi karena apabila konsentrasi glukosa terlalu besar akan terjadi
plasmolisis pada dinding sel pada dinding sel mikroorganisme yang mengakibatkan
dinding selnya akan pecah. Jika konsentrasi lebih kecil 10%, produk yang
dihasilkan akan lebih sedikit karena nutrisi dan medianya terlalu sedikit.
Pertumbuhan bakteri akan meningkat setelah masa adaptasi
dimana hasil pemecahan karbohidrat menjadi gula sederhana digunakan sebagai
nutrisi bakteri. Jumlah bakteri bertambah banyak dan berpengaruh terhadap
kandungan protein. Oleh karena itu sebenarnya semakin banyak ekstrak buah
nangka maka kandungan protein akan meningkat, namun proses metabolisme dan
pertumbuhan bakteri akan berjalan lebih lamban dibandingkan dengan soygurt
tanpa penambahan ekstrak buah nangka.
Kandungan Antioksidan
Berdasarkan Analisis
Sidik Ragam inokulasi bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan penambahan ekstrak buah nangka memberikan pengaruh terhadap
kandungan antioksidan yoghurt susu kedelai.
Tabel 3. Analisis Sidik Ragam Kandungan
Antioksidan Yoghurt Susu Kedelai
Sumber Keragaman SK
|
F Hitung
|
|
Perlakuan
|
954,657a
|
|
Inokulasi
Bakteri (A)
|
19,754a
|
|
Ekstrak
Nangka (B)
|
978,569a
|
|
A
x B
|
1398,196a
|
Keterangan :
a = sangat singnifikan (sangat beda
nyata) pada taraf nyata 1%
Berdasarkan tabel
3. diketahui ada pengaruh signifikan inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan penambahan
ekstrak buah nangka terhadap kandungan antioksidan pada yoghurt susu kedelai. Selanjutnya dilanjutkan dengan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD).
Tabel
4. Pengujian
pengaruh sederhana perbedaan dua rata –rata
Inokulasi Bakteri pada Perlakuan B1 (dosis Ekstrak Nangka 5%)
Perlakuan
|
Rataan hasil
|
Nilai UJGD 5%
|
Selisih rata-rata nilai tiap perlakuan
|
|||
A2
|
A1
|
|
|
|||
A2
|
7,974
|
-
|
-
|
-
|
||
A1
|
7,194
|
0,266
|
7,584a
|
-
|
Keterangan :
a = beda
nyata (signifikan) pada taraf 5%
Hasil uji UJGD perbedaan dua rata –rata inokulasi bakteri pada dosis ekstak nangka yang sama didapatkan hasil
sebagai berikut: perlakuan A2
dibandingkan dengan A1 pada
penambahan ekstrak nangka 5% didapatkan hasil 7,584 lebih besar dari pada UJGD 5% (0,266). Maka perbedaan yang diamati nyata (signifikan).
Berdasarkan gambar 2. diketahui bahwa
kandungan antioksidan tertinggi pada perlakuan A1B2 sedangkan
yang terendah pada perlakuan A1B0.
Peningkatan kandungan antioksidan
dipengaruhi oleh bahan dasar yoghurt. Bahan dasar yang digunakan dalam
peneliatian ini adalah kedelai dengan penambahan ekstrak buah nangka. Menurut
pendapat Freitag (2010), kedelai banyak mengandung
isovlavonoid yang penting bagi kesehatan manusia terutama genistein dan
daidzein.isovlavon dapat berikatan dengan reseptor estrogen. Pada susu kedelai kandunga isoflavon sekitar 2 mg/g protein
(Winarsi, 2007). Sedangkan kandungan antioksidan pada buah nangka menurut
Verheij (1997: 97) yaitu vitamin A 174-
540 SI, tiamin 0,12 mg, riboflavin 0,05 mg, niasin 0,9- 4 mg, vitamin C 8-10 mg
(12 mg).
Aktivitas
dari bakteri Lactobacillus bulgaricus pada
proses fermentasi yoghurt juga akan mempengaruhi kandungan antioksidan. Banyaknya Inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus akan
mempercepat metabolism dan
pertumbuhan bakteri. Percepatan metabolisme bakteri ini akan meningkatkan kadar
vitamin pada yoghurt susu kedelai. Pada proses fermentasi kandungan gizi akan
mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Widodo (2002 :24 ) saat susu
difermentasi menjadi yogurt, terjadi kenaikan kadar vitamin sebagai hasil kegiatan bakteri: A,
B2, B3, biotin, dan asam folat. Adanya bakteri yang mampu menguraikan protein
susu menjadi bagian bagian yang lebih sederhana
dan mudah dicerna, mengakibatkan yoghurt memiliki nilai gizi yang relatif lebih
baik dibanding susu segarnya. Yoghurt adalah
"pabrik" bakteri yang dapat memproduksi aneka vitamin yang sangat
diperlukan tubuh, yaitu: asam folat, asam nikotinat, asam pantotenat, biotin,
vitamin B6, dan vitamin B12.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukan, ada
pengangaruh yang signifikan pada jumlah inokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan penambahan ekstrak buah nangka (Artocarpus
heterophyllus) terhadap kandungan protein dan antioksidan pada yoghurt susu
kedelai.
DAFTAR PUSTAKA
Freitag, Harry. Oktaviani,
Prima. 2010. Bebas Kanker tanpa
Daging. Yogyakarta : Jogja GREAT Publizer.
Hartoyo, Totok. 2005. Susu Kedelai dan Aplikasi Olahannya. Surabaya
: Trubus Agrisarana.
Retno, E. 2005. Pembuatan Keju dari Susu Kacang Hijau dengan bakteri Lactobacillus
bulgaricus. Ekuilibrium Vol.
4. No. 2. : 58 – 63. http://si.uns.ac.id/profil/uploadpublikasi/ekuilibrium/05vol/4/no/2/Pembuatan/Keju/Bakteri/Lactobacillus/Bulgaricus.pdf
Soeharsono.
Adriani, Lovita. 2010. Probiotik Basis
Ilmiah, Aplikasi, dan Aspek Praktis. Bandung : Widya Padjadjaran.
Verheij, E.W.M dan R.E. Coronel. 1997. PROSEA Sumber
Daya Nabati Asia Tenggara 2 : Buah-buahan yang Dapat Dimakan. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Widodo, W. 2002. Bioteknologi
Fermentasi Susu. Universitas Muhammadiyah Malang.http://wahyuwidodo.staff.umm.ac.id/files/2010/01/Fermentasi
/Susu.pdf
Winarsi, Hery.2005. Isoflavon. Yogyakarta : Gadjah Mada Universiti Press.
.2007. Antioksidan alami & Radikal Bebas.
Yogyakarta: Kanisius.
Yulianti,
Fitri. 2009. Fermentasi Fruitghurt dengan
Varian Kulit Buah Upaya Dalam Pemanfaatan Limbah Cair Buah. http://eprints.undip.ac.id/3408/1/makalah/penelitian.pdf.
Yunafi, H. 2011. Pengaruh Pemberian Yoghurt Kedelai Hitam (Black Soyghurt) Terhadap Profil Lipid Serum Tikus
Hiperkolesteromia. http://eprints.undip.ac.id/33302/1/Hamdan.pdf.
Yusmarini
, dan R. Efendi. 2004. Evaluasi Mutu Soyghurt yang dibuat Dengan
Penambahan Beberapa Jenis Gula. Jurnal Natur Indonesia 6(2): 104-110. http://www.unri.ac.id/jurnal/jurnal_natur/vol6/282/29/Yusmarini.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar